KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya, mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini di susun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan walaupun masih
ada kesalahan.
Makalah ini memuat tentang “Komunikasi” dan
sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu
mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.
Nuryanti, M.Si
selaku dosen pembimbing dan teman-teman yang telah banyak membantu penyusun
agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya agar makalah ini dapat menjadi lebih
baik.. Terima kasih.
Pekanbaru,
27 Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................... i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
BAB
I Pendahuluan
1.1
Latar Belakang 1
1.2
Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan
Penulisan ................................................................................................ 1
BAB
II Pembahasan
2.1
Pengertian Komunikasi 3
2.2 Fungsi Komunikasi .............................................................................................. 4
2.3 Proses Komunikasi 4
2.5
Faktor
Memengaruhi Efektivitas proses 6
2.6
Pengaruh pada
Efektivitas Encoding dan Decoding .......................................... 6
2.7
Komunikasi Interpersonal ............................................................................... 7
2.8 Hambatan
Komunikasi......................................................................................... 8
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan 10
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita
tidak pernah lepas dari yang namanya komunikasi, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Komunikasi secara langsung salah satunya adalah dengan cara
bertemu dan bertatap muka secara langsung sedangkan komunikasi secara tidak
langsung bisa melalui perantara orang ketiga yang menyampaikan pesan nantinya.
Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi sifat
manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk yang tidak dapat hidup
sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Salah satu bentuk
konkret dari interaksi ini adalah komunikasi tersebut. Hal ini biasanya
melahirkan suatu kegalauan tentang komunikasi yang baik sederhana yang dibayangkan yang kemudian menuntun
pada pemikiran tentangusaha melakukan komunikasi secara efektif.
Oleh karena itu untuk memenuhi
pembelajaran mata kuliah Perilaku Organisasi ini, penulis mengambil judul
“Komunikasi” di dalam makalah yang penulis kerjakan ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam penuisan makalah saat ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah yang dimaksud dengan komunikasi?
2.
Apakah tujuan dari komunikasi?
3.
Bagaimanakah proses komunikasi?
4.
Faktor apa sajakah yang memengaruhi efektivitas proses?
5.
Faktor apa yang memengaruhi efektivitas encoding dan
decoding?
6.
Bagaimanakah komunikasi interpersonal tersebut?
7.
Apa sajakah hambatan dalam komunikasi?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pengertian komunikasi.
2.
Untuk mengetahui tujuan dari komunikasi.
3.
Untuk mengetahui proses komunikasi.
4.
Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi efektivitas proses.
5.
Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi efektivitas
encoding dan decoding.
6.
Untuk mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal
tersebut.
7.
Untuk mengetahui hambatan dalam komunikasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Komunikasi
Komunikasi
adalah proses dengan mana informasi dan arti, atau makna ditransfer dari sender kepada receiver (Colquitt, LePine dan Wesson:2011:422). Kebanyakan
pekerjaan yang dilakukan dalam suatu tim diselesaikan secara interdepent,
saling bergantung dan menyangkut komunikasi antaranggota. Karena itu,
efektivitas komunikasi memainkan peran penting dalam menentukan apakah
keuntungan atau kerugian dalam proses komunikasi.
Komunikasi
menunjukkan pada proses dengan mana informasi dikirimkan dan dipahami diantara
dua orang atau lebih (McShane dan Von Glinov, 2010:270. Penekanan pada kata
dipahami karena engirimkan arti yang dimaksudkan sender adalah esensi komunikasi yang baik.
Komunikasi
adalah pertukaran informasi antara sender
dan receiver, dan menarik kesimpulan
sebagai persepsi tentang makna sesuatu antara invidual yng terlibat. Juga
dikatakan sebagai pertukaran interpersonal dari informasi dan pengertian
(Kreitner dan Kinicki, 2010:402). Dikatakan pula bahwa komunikasi adalah proses
pengiriman dan penerimaan simbol denagn arti yang melekat (Schermerhorn, Hunt,
Osborn, dan Uhl-Bien, 2010:256). Sedangkan menurut Greenberg dan Baron
(2003:318), komunikasi adalah proses dengan mana orang, kelompok atau
organisasi sebagai the sender yang
mengirimkan beberapa tipe informai sebagai the message kepada orang, kelompo
atau organisasi lain sebagai the receiver.
Dengan
demikian, maka dapat kita simpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian
informasi dari satu pihak baik individu, kelompo atau organisasi sebagai sender kepada pihak lain sebagai receiver untuk memahami dan terbuka
peluang memberikan respon balik kepada sender.
2.2
Fungsi Komunikasi
Komunikasi
dalam suatu organisasi memiliki beberapa fungsi, yakni sebagai berikut:
1. Kontrol
Komunikasi bertindak
mengontrol perilaku anggota dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai hirarki
kewenangan dan pedoman formal yang harus diikuti karyawan/bawahannya. Ketik
karyawan/bawahannya diperlukan untuk berkomunikasi berkaitan dengan pekerjaan
tentang keluhan pada atasannya secara langsung, mengikuti deskripsi tugas, atau
tunduk dengan kebijakan organisasi, komuniasi berkerja sebagai fungsi kontrol.
2. Motivasi
Komunikasi akan
memperkuat motivasi dengan klarifikasi pada karyawan apa yang harus mereka
kerjakan, seberapa baik mereka melakukan, dan bagaimana memperbaiki apabila di
bawah standar. Pembentukan tujuan spesifik, umpan balik progres terhadap
tujuan, dan reard atas perilaku yang diharapkan, semua menstimulasi motivasi
dan memerlukan komunikasi.
3. Ekspresi
emosional
Komunikasi dalam
kelompok adalah mekanisme fundamental dengan mana anggota menunjukkan kepuasaan
dan frustasi mereka. Karea itu, komunikasi memberikan ekspresi perasaan
emosional dan pemenuhan kebutuhan sosial.
4. Informasi
Komunikasi juga
memfasilitasi pegambilan keputusan. Komunikasi menyediakan kebutuhan informasi
individual dan kelompok untuk membuat keputusan dengan mengirimkan data
untkmengidentifikasi dan evaluasi pilihan alternatif.
2.3
Proses Komunikasi
Proses
komunikasi menurut pendapat para pakar pada umumnya kkurang ebih sama.
Perbedaan sering terjadi dalam cara menggambarkan prosesnya. Secara umum,
tahapan dalam proses koomuniaki daat disampaikan seagai berikut:
1. Sender,
adaah individu, kelompok atau organisasi yang menginginkan menyampaikan pesan kepada individu, kelompok atau
organisasi lain yakni receiver.
2. Encoding,
adaah proses menerjemahkan pemikiran tentang apa yang ingin disampikan kedalam
bentuk kode atau bahasa yang dapat dimengerti orang lain. Ini membentuk daar dari message atau pesan. Kemudian perlu memilih
saluran yang dipergunakan untuk membagikan pesan.
3. Message,
adalah pesan yang merupakan informasi yang ingin disampaikan seder kepada receiver.
4. Channel
atau medium, merupakan saluran yang aan
dipakai untuk meyampaikan pesan. Variasi saluran sangat banyak dan berjenjang
tingkat kekuatan komunikasinya.
5. Decoding,
memecahkan sandi, merupakan proses mengnterpretasikan dan membuat masuk akal
suatu pesan yang diterima receiver.
6. Receiver,
adalah elompok, individual, organisai
kepeda siapa pesan dimaksudkan untuk dterima. Kemudian receiver mnciptakan arti dari pesan yang dterimanya.
7. Noise,
merupakan sesuatu yang mengganggu terhadapa penyampaian dan pemahaman terhadap
pesan. Ini dapat memengaruhi setiap bagian dari proses komunikasi. Merupakan
faktor yang dapat mendistorsi kejelasan pesan pada setiap titik selama proses
komunikasi.
8. Feedback,
merupakan pengetahuan tentang dampak pesan pada receiver dan menimbulkan reaksi receiver
disampaian kepeda sender.
2.4
Faktor Memmengaruh Efektivitas Proses
Colquitt,
LePine, dan Wesson (2011:422) berpendapat bahwa faktor yang memengaruhi
efektivotas proses komunikasi sebagai berikut:
1.
Communicator
issues
Communicator perlu encode, mensandi dan
mengiterpretasikan pesan, dan aktivitas ini
bisa menjadi sember masalahh komunikasi. Interpretasi receiver mungkin saja bisa salah, karena
mungkin memiliki kekurangan kompetensi komunikasi. Sender telah memiliki cara alternatif mengomunikasikan gagasan yang
memerlukan tim bekerja lebih cepat. Receivr tidak terampil dalam listening,
menyimak, mungkin salah menginterpretasikan pesan atau salah semuanya.
2.
Noise
Noise
atau suara dapat mengganggu dalam penyampaian pesan dari sender kepad receiver.
Tentu saja hal ini sangat bergantung pada kondisi lingkungan kerja di mana
komunikasi terjadi. Sender mungkin
harus berbicara lebih keras, sedang receiver
harus mendengarkan dengan lebih hati-hati.
3.
Information
richness
Kekayaan atau kesempurnaan informasi menunjukkan
jumlah dan kedalaman informasi yang dikirimkan dalam pesan. Pesan yang
dkirimkan melalui saluran tatap muka mempunyai tingkat kekayaan informasi yang
lebih tinggi karena sender dapat
menyampaikan arti atau makna tidak hanya melalui kata, tetapi juga bahasa
tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara.
4.
Network
Structure
Struktur jaringan menunjukkan pola komunikasi yang terjadi
secara eguler di antara masing-masing anggota tim. Pola jaringan komunikasi
daat dijelaskan dalam bentuk sentralisasi atau desentralisai di mana komunikasi
dalam jaringan mengalir melalui beberapa anggota tim, semakin tinggi tingkat
sentralisasi.
2.5
Pengaruh pada Efektivitas Encoding dan Decoding
McShane
dan Von Glinow (2010:271) menekankan bahwa efektivitas komunikasi tergantung
pada kemampuan sender dan eceiver
untuk secara efisien dan akurat encode, memberi sandi dan decode, memecahkan
sandi. Terdapat 4 faktor yang memengaruhi efektivitas encode dan decode, yakni
sebagai berikut:
1. Kemampuan
dan motivasi sender dan receiver berkomunikasi melalui saluran
komunikasi. Sebagaian orang berkomuikasilebih baik melalui pebicaraan tatap
muka dan lebih suka menggunakan saluran komunikasi.
2. Suatu
tingkatan dimana kedua pihak mempunyai buku kode-kamus simbol, bahasa, gerak
isyarat, corak khas, dan alat lain yang digunakan untuk menyampaikan informasi.
3. Tingkatan
di mana kedua pihak mempunyai model mental bersama tentang konteks topik.
4. Pengalaman
sender dalam mengomunikasi pesan
karena orang menjadi lebih terbiasa dengan masalahnya, mereka mengembangkan
bahasa yang lebih efisien dan bersemangat untuk menjelaskan subjek.
2.6 Komunikasi Interpersonal
Menurut Robbins dan Judge (2011:380)
lebih melihat komunikasi interpersonal dalam caranya bagaimana komunikasi dapat
dilakukan, yaitu melalui Oral Communicaion, Written comunication, dn Nonverbal
Communication.
1. Oral
Communicatin
Merupakan sarana utama untuk menyampaikan pesan.
Bentuknya dapat berupa pidato, diskus individual atau kelompok, dan desas desus
informasi atau selentingan. Keuntungan komunikasi lisan adalah kecepatan dan
umpan balik.
2. Written
Communication
Komunikasi tertulis dilakukan melalui memo, surat,
fax, e-mail, instant messaging, organizational periodicals, peringatan pada
pengumuman, dan cara lain yang disampaikan melalui kata tertulis atau simbol.
Keuntungan komunikasi tertulis karena tangible dan verifyable. Ketika tercetak,
baik sender maupun receiver mempunyai catatan komunikasi,
dan beritanya dapat disimpan untk waktu tidak terbatas. Tetapi komunikasi
tertulis mempunyai kekurangan karena lebih memakan waktu. Apa yang yang dapat
dikatakan dalam 15 menit mungkin memerlukan waktu satu jam untuk menulis.
Disamping itu, kelemahan lain adalah kurangnya mekanisme umpan balik.
3. Nonverbal
communication
Dalam penyampaian pesan secara verbal, sering
diikuti dengan pesan nonverbal. Tetapi komponen nonverbal dapat pula berdiri
sendiri. Wujudnya dapat berupa pandangan sekilas, tatapan, senyuman mengerutkan
dahi, atau gerakan tubuh.
2.7
Hambatan dalam Komunikasi
Menurut
Robbins dan Judge (2011:393) menunjukkan adanya beberapa faktor yang menjadi
hambatan dalam komunikasi. Adapun hambatan komunikasi adalah sebagai berikut:
1.
Filtering
Mennjukkan bahwa sender
secara sengaja memanipulasi informasi seingga receiver akan melihat lebih favourable. Manajer yag memberi tahu
atasan apa yang dia rasakan apa yang ingin didengar pemimpin. Dengan kata lain,
sender menyaring pesan yang
disampaikan hanya yang menyenangkan atasan.
2.
Selective
Perception
Receiver
alam proses komunikasi secara selektf melihat dan mendengar berdasar kebutuhan,
pegalaman, latar belakang dan karakteristik personal lainnya. Receiver memilih pesan yang idterima
hanya yang diperlukan atau menguntungkannya.
3.
Information
overload
Ndividu mempunyai kapasitas terbatas untuk memproses
data. Apabila informasi yang harus kita
kerjaka melebihi kapasitas memroses, hasilnya adalah information
overload.
4.
Emotions
Kita dapat menginterpretasikan pesan yang sama
secara berbeda. Emosi yang ekstrem seperti kegirangan atau depresi mungkin
menghalangi komunikasi yang efektif. Dalam hal ini, kita cenderung
mengesampingkan rasionalitas kita dan proses pemikiran objektif dan
mensubstitusi pertimbangan emosional.
5.
Language
Ketika kita akan melakukan komunikasi dengan bahasa
yag sama, kata berarti berbeda bagi orang yang berbeda. Umur dan konteks
erupakan faktor terbesar yang memengaruhi perbedaan tersebut.
6.
Silance
Mudah untuk mengabaikan silence atau kekurangan
komunikasi dengan tepat karena didefinisikan oleh ketiadaan informasi. Apabila
pekerja diam berari manajer kekurangan informasi tentang masalah operasional
yang sedang berjalan. Pekerja yang diam tentang masalah penting juga mengalami
stres psikologi.
7.
Communication
Apprehension
Orang ini
mengalami ketegangan yang tidak semestinya dan kegelisahan dalam komunikasi
lisan, komunikasi tertulis atau kedua-duanya. Mereka sangat sulit berbicara
dengan orng lain secara tatap muka atau enjadi cemas ketika harus menggunakan
telepon, dan sebaliknya mengandalkan pada memo atau fax meskipun telepon akan
lebih cepat dan lebih sesuai.
8.
Gender
difference
Pembicaraan cenderung dipergunakan oleh pria untuk
menekankan status, sedang wanita cenderung menggunakan untuk menciptakan
hubungan. Kecenderungan ini memang tidak dapatditerapkan pada setiap orang.
Bagi banyak pria, percakapan sebagai alat untuk memelihara kebebasan dan
menjaga status dalam hirarki sosial. Bagi banyakwanita, percakapan adalah
negosiasi untuk kedekatan diaman orang berusaha mencari atau memberi konfirmasi
dan dukungan.
9.
Politically
correct communication
Berarti menjadi tidak ofensif dimana makna dan
penyederhanaan hilang atau kebebasan berekspresi dirintangi.
10. Personal Barries
Menunjukkan setiap atrobut individual yang
menghindari komunikasi yang pada akhirnya menimbulkan miss komunikasi.
11. Physical Barries
Hambatan fisik dapat berupa suara, waktu, tempat,
dan lainnya seperti perbedaan zona waktu, gangguan saluran telepon, jarak dari
orang lain dan komputer rusak.
12. Semantic
Barriers
Merupakan hambatan oleh penggunaan kata yang tidak
jelas atau ambigu. Misalnya pernyataan bahwa kami harus “segera” menyelesaikan
pekerjaan adalah tidak jelas. Segera dapat berarti hari ini, besok pagi, minggu
depan atau lainnya. Kata semantik juga dapat berupa jargon, yaitu bahasa
termionologi yang spesifik bagi profesi, kelompok atau organisasi tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari
satu pihak baik individu, kelompo atau organisasi sebagai sender kepada pihak lain sebagai receiver untuk memahami dan terbuka peluang memberikan respon balik
kepada sender. Tujuan dari komunikasi
ini adalah sebagai kontrol, motivasi, ekspresi emosional dan informasi.
Adapun proses
komunikasi dimulai dari sender
sebagai pengirim pesan, dilanjutkan dengan encoding suatu proses menerjemahkan
pemikiran tentang apa yang ingi disampaikan dan dibalut dalam bentuk pesan.
Selajutnya menggunkan saluran yang ada, sehingga diterima oleh receiver selaku penerima untuk
menginterpretasikan pesan dari pengirim. Jika pengiriman informasi disambut
baik, maka akan ada feedback atau
umpalik dari penerima ke pengirim.
Komunikasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain Communicator, noise,
nformtion richness, dan network structure. Sementara itu komunikasi ini
dapat berbentuk verbal dan nonverbal.
Hambatan dalam komunikasi ini bervariasi diantaranya
filtering, selective Perception,
nformation overload, emotions, language, slance, communication apprehension,
gender differences, politically correct communication, personal barriers,
physical barriers, dan semantic barriers.
No comments:
Post a Comment