Thursday, December 6, 2018

Ukhti, jangan tertipu oleh cassing luarnya

Saat ini, perkata hijrah sudah sangat sering terjadi. Alhamdulillah wa syukurillah. Aku pun demikian walau istiqomah sangatlah berat. Ingat aku selalu wahai saudariku. :)

Masih ingat diingatanku saat motivasi hijrah keduaku karena ingin mendapatkan pasangan hidup yang mampu membawaku ke surga-Nya. Aduh, jadi malu jika ingat masa tersebut.

Namun, tak apa jika niat awal agak melenceng, setidaknya Allah telah mengetuk pintu hidayah untukku hingga alhamdulillah sampai saat ini masih berjuang untuk terus upgrade iman dan diri. 

Berbicara motivasi hijrah, tentu tak luput jika kadang cakupan pandangan kita juga terarah pada ikhwan. Jangan ditiru ya ukh :')

Entah bagaimana hebatnya syaitan mempengaruhi hati dan pikiran sehingga aku begitu tersepona eh terpesona melihat ikhwan yang "kelihatannya" begitu alim. Tanpa menelusuri lebih dalam, aku langsung "menandai" bahwa dia ikhwan yang pasti agamanya bagus, akhlaknya bagus, dan semua hal lainnya.

Why? First, dari segi penampilan mereka sudah mengikuti sunnah Nabi. Celana cingkrang dan mellihara jenggot. Second, menjadi remaja masjid. Third, aktif berdakwah.

Akhwat mana yang tak terpesona. Aduhai hati, kenapa begitu lemah pertahananmu. :') Aku syedih.

Namun, perlu diketahui ukhtiku tersayang. Jangan sesekali percaya 100% akan penampilan yang demikian. We called it as casing. 

Why? Why? Why?

Mungkin tidak semuanya benar akan pernyataanku ini. Namun, coba pahami dan selalu jaga hati agar tidak tersandung dengan emosi akan pesona yang sesaat.

Kadang, apa yang terlihat tidak selalu menggambarkan apa yang ada didalam dirinya. Mungkin ukhti pernah dengar istilah "Jomblo Fisabilillah".

Pernahku tuliskan perkara ini. 

Seseorang yang kita kira mereka bisa menjaga, malah menggunakan casingnya sebagai cara untuk mendekati lawan jenisnya. Singkatnya berkedok agamis. 

Chat malam-malam membicarakan hal tak penting. 

Telfonan tanpa topik yang jelas.

Punya banyak teman wanita.

Bahkan berani untuk minta ketemuan.

Logikanya, jika memang dia mengikuti sunnah Rasulullah, bukankah seharusnya dia bisa menjaga pendangannya, menjaga komunikasnya, serta menjaga hatinya? 

Yakinkah mereka akan tanggungjawab atas perbuatannya? Belum tentu, ukh. Serius. Alhasil, kita akhwat yang harus menerima kekecewaan. Sedihkan, ukh :')

Tapi

Tidak semua ikhwan seperti itu. Percaya deh. Ada banyak yang mampu menjaga pandangan dan hatinya hanya untuk yang halal kelak. Jika bukan sekarang Allah pertemukan kalian. Mungkin suatu nanti. 

Rajin-rajin aja berdo'a sama Allah "Ya Allah, semoga Engkau pertemukan aku dengan laki-laki terbaik menurut-Mu. Dan semoga Engkau ridhoi pertemuan kami".

Jika menurut Allah baik. InsyaAllah, Allah titipkan ridho-Nya melalui orang tuamu. Saat ridho sudah diraih, percaya deh, insyaAllah semua Allah lancarkan. Walau di depan sana ada sedikit kendala, insyaAllah selalu Allah berikan solusi terbaik.

"Akhi, tahukah engkau bahwa seorang wanita itu pencemburu. Mereka lebih menghargai laki-lakinya membatasi pertemanannya, nenjaga pandangan dan menjaga hati dengan lawan jenisnya. Walau wanita tersebut tidak tahu tentang hati siapa yang akhi jaga, setidaknya wanita akan menghargai hal seperti itu"


No comments:

Post a Comment