Sunday, August 21, 2016

Memaknai Kemerdekaan



Kemerdekaan negara Indonesia sudah memasuki usia 71 Tahun. Bagaimana arti kemerdekaan bagi kita yang saat ini sedang menikmati kemerdekan tersebut? Memaknai kemerdekaan tiap orang tidaklah sama. Ada yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah suatu keadaan, dimana kita mampu mengekspresikan bagaimana kita kepada dunia. Ada pula yang menyatakan bahwa kemerdekaan merupakan suatu keadaan, dimana Indonesia menjadi lebih dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika diperhatikan dengan seksama, maka kita selalu melihat dari sudut pandang bagaimana negara memberikan yang terbaik untuk kita. Kita kerapkali berpikir, apakah negara telah memberikan perubahan kepada kita, apakah negara telah menyediakan semua hal yang kita perlukan. Hmm sungguh sangat disayangkan jikalau kita menuntut begitu banyak kepada negara ini.

Mari kita renungkan sama-sama. Kenapa kita merasa, bahwa tak ada perubahan berarti pada negara kita ini. Bukankah hal ini terjadi, karena kita sendiri yang tak memberikan perubahan kepadanya. Di saat kita hanya  berdiam diri saja, maka secara otomatis tiada perubahan. Jika kita hanya memberikan “action” yang berarah negatif, secara tak langsung akan mempengaruhi negara juga. Nah, sekarang siapa yang patut kita renungkan?

Wahai kawan. Jangan pernah tanyakan apa yang negara berikan kepada kita, namun tanyakanlah pada diri sendiri, apa yang telah kau berikan kepada negara demi mencapai suatu perubahan. So, perubahan berasal dari kita, oleh kita, dan untuk kita.

ketika bertanya mengenai apa yang telah kita berikan kepada negara, maka tentu hal ini berhubungan dengan kontribusi apa yang telah, sedang, dan akan kita lakukan untuk negara. Benarkan? Wahai kawan, janganlah terlalu pusing memikirkan kontribusi seperti apa yang telah kita berikan. Janganlah terlalu berpikir sempit bahwa selama ini kita tak memberikan apa-apa kepada negara. 

Kontribusi tidak perlu hal besar seperti menjuarai lomba tingkat internasional, mewakili Indonesia dalam ajang lomba, menciptakan sesuatu yang luar biasa atau hal besar lainnya. Saya pun dulu berpikir demikian. Rupanya pemikiran seperti ini salah. Sebab, sekecil apapun hal yang kita lakukan, jika tujuannya untuk negara, maka secara tidak langsung kita telah berkontribusi. Nah, kira-kira apa bentuk nyata kontribusi kita kepada negara yang paling sederhana? Belajar. Sederhana, bukan?

Oleh sebab itu, maknai lah setiap hal yang kita lakukan sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata kepada negara tercinta. Mulai lah dari hal-hal kecil yang mungkin sering diabaikan oleh orang lain. Misalnya, sampah. Saya akui bahwa kesadaran kita akan sampah masih sangat minim. Sudah banyak tentunya peristiwa – peristiwa yang berhubungan dengan hal ini. Rasanya tak perlu dijelaskan lagi, bagaimana rendahnya kesadaran kita akan kebersihan. Nah, bagaimana mungkin mita bisa menuntut kepada negara, jika kita saja belum mampu mencintai dan menghargainya.

Tidak ada waktu terlambat untuk mencapai perubahan yang kita impikan. Tidak ada kata tak mampu, jika secara lahir, nyata-nyata Tuhan telah memberikan kekuatan kepada kita semua. Mulai saat ini, janganlah kita hanya mengamati tanpa action.Mulai saat ini, janganlah kita hanya mengkritik tanpa memberikan solusi. Mulai saat ini, jangalah kita acuh dengan sekitar, sementara kita semua bersaudara.

Well, mari kita maknai kemerdekaan ini sebagai sesuatu yang harus kita isi dengan berbagai perubahan yang positif tentunya. Jangan pernah lengah dengan keberhasilan yang diperoleh. Teruslah fokus untuk memperbaiki semua lini kehidupan. Kita mulai dari, oleh dan tentunya untuk kita. Kita mampu ketika kemauan telah dimiliki. Percayalah akan kekuatan yang telah dititipkan Tuhan semenjak kita dilahirkan.

No comments:

Post a Comment