Kemerdekaan negara Indonesia
sudah memasuki usia 71 Tahun. Bagaimana arti kemerdekaan bagi kita yang saat
ini sedang menikmati kemerdekan tersebut? Memaknai kemerdekaan tiap orang
tidaklah sama. Ada yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah suatu keadaan,
dimana kita mampu mengekspresikan bagaimana kita kepada dunia. Ada pula yang
menyatakan bahwa kemerdekaan merupakan suatu keadaan, dimana Indonesia menjadi
lebih dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika diperhatikan dengan seksama, maka
kita selalu melihat dari sudut pandang bagaimana negara memberikan yang terbaik
untuk kita. Kita kerapkali berpikir, apakah negara telah memberikan perubahan
kepada kita, apakah negara telah menyediakan semua hal yang kita perlukan. Hmm
sungguh sangat disayangkan jikalau kita menuntut begitu banyak kepada negara
ini.
Mari kita renungkan sama-sama.
Kenapa kita merasa, bahwa tak ada perubahan berarti pada negara kita ini.
Bukankah hal ini terjadi, karena kita sendiri yang tak memberikan perubahan
kepadanya. Di saat kita hanya berdiam
diri saja, maka secara otomatis tiada perubahan. Jika kita hanya memberikan “action”
yang berarah negatif, secara tak langsung akan mempengaruhi negara juga. Nah,
sekarang siapa yang patut kita renungkan?
Wahai kawan. Jangan pernah
tanyakan apa yang negara berikan kepada kita, namun tanyakanlah pada diri
sendiri, apa yang telah kau berikan kepada negara demi mencapai suatu
perubahan. So, perubahan berasal dari kita, oleh kita, dan untuk kita.
ketika bertanya mengenai apa yang
telah kita berikan kepada negara, maka tentu hal ini berhubungan dengan
kontribusi apa yang telah, sedang, dan akan kita lakukan untuk negara.
Benarkan? Wahai kawan, janganlah terlalu pusing memikirkan kontribusi seperti
apa yang telah kita berikan. Janganlah terlalu berpikir sempit bahwa selama ini
kita tak memberikan apa-apa kepada negara.
Kontribusi tidak perlu hal besar
seperti menjuarai lomba tingkat internasional, mewakili Indonesia dalam ajang
lomba, menciptakan sesuatu yang luar biasa atau hal besar lainnya. Saya pun
dulu berpikir demikian. Rupanya pemikiran seperti ini salah. Sebab, sekecil
apapun hal yang kita lakukan, jika tujuannya untuk negara, maka secara tidak
langsung kita telah berkontribusi. Nah, kira-kira apa bentuk nyata kontribusi
kita kepada negara yang paling sederhana? Belajar. Sederhana, bukan?
Oleh sebab itu, maknai lah setiap
hal yang kita lakukan sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata kepada negara
tercinta. Mulai lah dari hal-hal kecil yang mungkin sering diabaikan oleh orang
lain. Misalnya, sampah. Saya akui bahwa kesadaran kita akan sampah masih sangat
minim. Sudah banyak tentunya peristiwa – peristiwa yang berhubungan dengan hal
ini. Rasanya tak perlu dijelaskan lagi, bagaimana rendahnya kesadaran kita akan
kebersihan. Nah, bagaimana mungkin mita bisa menuntut kepada negara, jika kita
saja belum mampu mencintai dan menghargainya.
Tidak ada waktu terlambat untuk
mencapai perubahan yang kita impikan. Tidak ada kata tak mampu, jika secara
lahir, nyata-nyata Tuhan telah memberikan kekuatan kepada kita semua. Mulai
saat ini, janganlah kita hanya mengamati tanpa action.Mulai saat ini,
janganlah kita hanya mengkritik tanpa memberikan solusi. Mulai saat ini,
jangalah kita acuh dengan sekitar, sementara kita semua bersaudara.
Well, mari kita maknai kemerdekaan
ini sebagai sesuatu yang harus kita isi dengan berbagai perubahan yang positif
tentunya. Jangan pernah lengah dengan keberhasilan yang diperoleh. Teruslah
fokus untuk memperbaiki semua lini kehidupan. Kita mulai dari, oleh dan
tentunya untuk kita. Kita mampu ketika kemauan telah dimiliki. Percayalah akan
kekuatan yang telah dititipkan Tuhan semenjak kita dilahirkan.
No comments:
Post a Comment