Allah menciptakan manusia dalam
sebaik-baiknya bentuk. Begitu pula dengan kelebihan yang dititipkan Allah kepada
kita dibandingkan makhluk lainnya. Allah menghadirkan pikiran sebagai sarana
untuk menilai mengenai berbagai hal yang dilakukan selama hidup di dunia.
Lihatlah betapa sayangnya Dia kepada kita.
Namun, terkadang manusia malah
tidak menfaatkan semua pemberian-Nya secara benar. Masih banyak yang tidak
mengindahkan semua larangan-larangan dari-Nya. Betapa tidak tahu malu diri ini.
Tentu saya tidak luput dari hal tersebut.
Dalam kehidupan yang disediakan
Allah untuk kita, terkadang ada hal yang tidak sesuai dengan harapan kita.
Lantas, apakah harus marah akan hal tersebut? Apakah harus mengutuknya? Jangan.
Ingatlah, Allah sangat tidak menyukai perilaku yang demikian.
Saat perasaan negatif
menghinggapi hati, maka tahukah siapa yang paling senang akan hal tersebut?
Ayo, siapakah yang membisikkan sesuatu hingga membuat hati makin panas layaknya
api yang makin membara? Tahukah kalian siapa yang paling berperan untuk
memanas-manasi hati kita?
Dialah makhluk yang tercipta dari
api hingga merasa harus selalu memanasi jiwa manusia dengan hal-hal negatif.
Dialah makhluk yang tidak taat kepada Allah hingga Dia membuangnya dari surga.
Oleh karena itu, dia berjanji akan membawa teman untuk menemani mereka.
Hal kecil yang menjadi sering wadah
mereka adalah hati manusia. Hati yang telah
dihinggapi mereka harus segera disirami dengan sesuatu yang dingin dan sejuk
agar kembali stabil. Begitu pula saat kita marah, segeralah memadamkan api
kemarahan dengan air wudhumu. Sebab, hati yang sedang membara adakalanya tidak
terkontrol layaknya si jago merah yang akan melalap berbagai hal yang mereka
lewati.
Lantas, akankah kita membiarkan
api tersebut merasuki diri? Jangan. Jangan sampai hal tersebut terjadi.
Lantas, apa yang harus dilakukan?
Segeralah mohon ampun dan perlindungan dari-Nya. Segeralah menyiraminya dengan
air suci agar api tersebut mereda.
“Sudah sewajar jika manusia
mempunyai rasa marah, namun jangan sampai api dari amarahmu malah merasukimu
hingga kehilangan kendali.”
#30DaysWritingChallenge
#30DWC
#Day28
No comments:
Post a Comment