Monday, May 21, 2018

Perempuan itu Unik

Ada kalanya sifat manusia itu sulit dipahami. Saking sulitnya, tatkala kebingungan kerap menghampiri. Lantas, sifat manusia yang mana sih yang dimaksudkan?

Perempuan selalu dikategorikan sebagai manusia dengan sifat yang unik. Arti unik ini terkait dengan sesuatu yang terkadang tak masuk akal. Kira-kira seperti apa keunikan perempuan?

Mitos mengatakan bahwa perempuan tak pernah salah. Jika ada, maka mereka akan balik menyerang sehingga korban akan disalahkan. Nah, pernah mengalaminya? 

Saya sering. Hal ini kerapkali dialami paman saya. Jujur, sikap saya refleks menyalahkan sesuatu yang sekiranya bukan dikarenakan beliau. Bahkan, kejamnya saya malah dengan mudahnya skak mat beliau. Hihihi. Untunglah, beliau sabar banget. 

Adalagi keunikannya? 

Ada. 

Perempuan sering berkata terserah, tapi sebenarnya mengharapkan sesuatu tersebut. Contohnya saat pergi makan, ditanya sama pasangan (halal) terkait menunya. Pasangan sudah menjelaskan keunggulan menu tersebut panjang lebar. Pas ditanya kita milih yang mana, jawaban terserah muncul. Akhirnya menu dipilih pasangan. You know what happend? Perempuan tersebut kesal karena tastenya kurang nyaman dilidah. Finally, pasangan hanya bisa senyum. Hihihi

Perempuan suka punya banyak pilihan alias pemilih sejati, tapi ujung-ujungnya malah kembali ke pilihan pertama. Dalam hal ini kasihan pasangannya karena musti ikut mutar-mutar mencari pilihan tepat.

Perempuan terkadang suka berkat "nggak usah", padahal sebenarnya berharap hal tersebut terjadi. Misalnya, "nanti mau dibelikan mie gak?", Perempuan menjawab "nggak usah". You know what happend? Laki-lakinya polos bergambar. Memang tidak membelikan apa-apa untuk si perempuan. Akhirnya si perempuan merajuk tanpa alasan yang tidak diutarakan.

Nah, itu hanya beberapa keunikan perempuan. Mungkin teman-teman bisa menambahkan. 😂

Perempuan memang ingin dimengerti tapi sayang jarang mengungkapkan. Padahal telepati hati gak cukup jika berhadapan dengan orang yang polos bergambar alias tidak peka. Akhirnya yang sedih pihak perempuan. Laki-lakinya bagaimana?

Kebanyakan mereka a





Kemuliaan Seorang Wanita

Wanita.

Siapa yang tidak tahu.

Wanita merupakan makhluk yang Allah muliakan di muka bumi ini. Bayangkan, ketika pada zaman Rasulullah ditanyakan siapa orang yang berhak untum dihormati, Rasul menjawab "Ibumu, ibumu, ibumu". Tiga kali beliau berujar demikian. Maka, bukankah hal itu sudah menjadi bukti kuat?

Sekiranya wanita memang berhak untuk dihormati, disayangi, dilindungi. Kenapa? Bukankah kita tahu bahwa seorang wanita selama sembilan bulan harus membawa-bawa satu/dua nyawa dalam kandungannya. Hal ini tidaklah ringan. Kata ustadz, umpamakan nyama tersebut sebesar dua kelapa besar dan ikat dipinggang kita. Maka, itulah yang selalu dibawanya kemana-kemana.

Tidak cukup disitu perjuangan seorang wanita. Fase melahirkan, menyusui, mengasuh, mendidik, menjaga bahkan hingga dewasa, semua dilakukan dengan penuh kasih sayang. Mulia bukan?

Jika saja semua fase tersebut bisa diperlihatkan kepada kita, maka percayalah bahwa berdecak pun kita takkan mampu kepadanya. Sayang, kita tak bisa kembali ke masa tersebut. Namun, Allah punya cara tersendiri bagi kita untuk mampu memahaminya. Semakin dewasa kita, maka akan semakin dalam pemahaman kita. Eits, itu hanya akan terjadi jika kita menimba ilmu tentang betapa mulianya wanita. 

Percayalah, dengan berilmu maka akan semakin meningkat kasih sayang kita kepada ibu. Kenapa tidak? Ilmu kembali menyadarkan serta menampar kita akan perjuangan seorang ibu. Benarkan? 

Friday, May 18, 2018

Ramadhan, bulan yang mulia

Pada bulan yang mulia ini, sebagai seorang muslim, marilah kita perbanyak menebar kebaikan serta menuai amal. Sesungguhnya banyak hal yang patut kita lakukan.

Kebaikan yang dilakukan tidak serta merta harus "bernilai". Bukan. Hal tersebut hanya akan membebani kita nantinya. Pasti tidak mau bukan jika hendak berbuat baik malah hati terasa berat?

Nah, lakukanlah hal sederhana. Bisa saja memperkuat kebiasaan baik yang selama ini dilakukan. Seperti apa? Contoh, membaca Al-Qur'an. Jika dulu hanya mampu selembar tiap ba'da shalat, maka tingkatkan kembali menjadi 2-3 lembar. 

Apakah masih ada? Banyak banget. Jika dulu susah shakat tahajjud, nah sekarang bisa rutin dilakukan sembari menunggu waktu sahur. Gampangkan? 

Itu hanya segelintir kegiatan saja. Saya rasa, teman-teman pasti memiliki berjuta rencana. Eits, tapi jangan sampai hanya sebatas RENCANA SEMATA. 

Oleh karena itu, mulai dari dari diri sendiri. Force urself right now. Don't wait later. Penyesalan tiada berguna guys. Sama halnya yang sering saya alami. Jangan sampai kalian mengalaminya 😊


Sunday, May 13, 2018

Cerpen : Akankah Jodoh?

Hari itu telah menjadi awal mula kita lebih dekat. Aku tak pernah menyangka jika pertemuan singkat itu akan membuka gerbang baru. Ah sayang, gerbang terakhir masih belum kita lalui.

Aku tak pernah menyangka jika malam itu, dia memberanikan diri meminta nomor telfonku. Jujur, aku tak pernah berpikiran apapun.

Komunikasi yang terjalin sungguh sangat biasa. Hingga suatu hari kuberanikan diri maksud "kedatanganmu" dalam hidupku. Dengan gagah dia jawab "InsyaAllah saya ada niat baik".

Jawaban tak terduga. Kenapa demikian? Bukankah baru "SEKALI" pertemuan tanpa sengaja yang Allah takdirkan untuk kita? Tapi, kenapa dia begitu percaya diri mengungkapkannya. Apa yang membuatnya yakin? Entahlah. Hanya dia dan Allah yang tau. Mungkin.

Tibalah hari dimana dia ingin menemui keluargaku. Pencarian alamat rumahku begitu gampang bagi dirinya dengan bantuan mbah google. Maka hari itu tiba.

Sayang. Lagi. Orang tua tak memberikan izin bagi dirinya. Lantas apa yang menghambatnya? Bukan perkara dia. Hanya satu kalimat. "Tuntaskanlah dulu sekolahnya sebab menjalani rumah tangga itu berat."

Penolakan yang sama

Pertemuan itu belum terjadi sebab kalimat tersebut sudah kulayangkan kedirinya. Akankah dia terima? Iya. Dia sadar dan menerimanya dengan lapang dada.

Akhir kata, "Tiada menunggu di antara kita. Jika jodoh, maka akan Allah kasih jalan jua."

Bicara Rindu

Kata itu sungguh sederhana. Namun, memiliki yang begitu dalam. Apalagi bagi mereka yang sedang dilanda kata tersebut. Bukankah setiap orang seyoygyanya pernah merasakannya?

Rindu akan sesuatu. Bisa saja rindu tersebut terarah ke suatu momen, benda atau makhluk Tuhan lainnya. Kepada apa rindumu tertuju?

Setiap rindu itu meresapi dada, maka adakalanya bibir kita tersenyum sendiri mengingat dalamnya rindu tersebut atau air mata yang entah mengapa keluar dengan sendirinya. 

Kepada siapa rindumu?

Andai rindu itu kepada makhluk Tuhan. Maka akan dibawa kemana rindumu? Kepada Dia, dia atau mereka. Kau adalah eksekutor terbaik.

Maka, apa yang harus dilakukan? Letakkan rindu pada tempatnya. Ah seperti slogan sampah saja. Hihi tapi sekiranya ada benarnya juga. Benarkan?

Jika rindumu telah terbagi, maka putuskanlah kepada siapa akan kau letakkan proporsi rindu terbesarmu. Andai, kau punya seseorang yang dikagumi dan dia membuatmu rindu, akankah rindu itu juga sama besarnya dengan rindu ke irang tuamu?

Jadi, kepada siapa rindumu terarah?