Walau jarak memisahkan, semoga jalinan persaudaraan kita tak pernah terputus.
Sekiranya kalimat itu bermakna sangat dalam. Apalagi bagi mereka yang telah terpisah jauh dan sangat jarang bersua kembali. Waktu tak pernah memberikan kesempatan tesebut.
Namun, suatu hari datanglah hari dimana perjumpaan bisa terjadi. Kata lazim yang sering digunakan adalah reuni. Tepat. Rasanya tidak asing, bukan?
Lantas, adakah yang salah?
Tentu tidak. Reuni sama sekali tidak salah. Boleh dan sah-sah saja dilakukan. Akan tetapi, tahukah jika terkadang reuni itu berbahaya?
Contohnya seperti ini.
Andai kita telah memiliki pasangan. Halal tentunya. Tetiba dapat undangan reuni dari teman SMP/SMA. Kita diizinkan ikut serta oleh pasangan. Maka, pergilah ke lokasi.
Finally, jumpa, kumpul dan cerita-cerita bersama semua teman-teman yang pernah mengisi hari-hari kita. Tak terkecuali seseorang yang dulu pernah mengisi hati kita. Aseeek.
Berawal dari sana. Anggap dia juga punya pasangan. Si dia meminta nomor hape kita dengan alasan untuk menjalin silaturrahmi. Dengan kepolosan dan percaya 100% dengan alasannya, we gave it.
And you know what happend after that moment? Komunikasi terjalin. Awal yang biasa-biasa aja. Berujung masuknya peran syaitan hingga bisa saja merusak keharmonisan rumah tangga. Bisa saja, bukan?
Memang, tidak semua akan berujung demikian. Masih banyak orang yang mamlu untuk menangkis hasutan syaitan tersebut. Tapi, hal tersebut tidak menutup kemungkinan terjadi sebagai bahan ujian dari Allah SWT. Benar, bukan?
Oleh karena itu, sebisa mungkin kita harus mengantisipasi hal tersebut. Ketika hal di atas terjadi, bisa saja kita memberikan nomor hape pasangan kita yang semahram dengannya. Why not? Bukankah hal ini bisa meredam kecurigaan? Hihi
Kok kayak pro? Hihi bukan atuh. Ini hanyalah gambaran salah satu fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Memang, tak semua demikian. Ini hanya segelintir kisah sahaja sebagai pembelajaran untuk diri sendiri.
Well, semoga Allah SWT selalu melindungi kita ya.
No comments:
Post a Comment