Saturday, June 2, 2018

Dibalik InsyaAllah dan Nanti

Kata yang terucap memang sederhana. InsyaAllah dan nanti. Tak ayal jika kita kerapkali menggunakan kedua kata ini. Bahkan dalam satu hari entah berapa kali telah kita lontarkan atau kirimkn (via message). 

Tahukan makna sebenarnya dibalik kata ini? Apakah yakin kata-kata tersebut digunakan hanya keisengan belaka atau memang murni? Jawabannya hanya kita dan Allah yang tahu.

InsyaAllah bermakna atas izin Allah. Otomatis, setiap kegiatan atau aktivitas yang hendak dilakukan jika sudak diizinkan-Nya dalam artian tidak terdapag halangan yang berarti maka akan kita eksekusi. Benar demikian, bukan? Sekiraya itulah makna sederhana yang saya pikirkan.

Nanti bermakna mengulur waktu dalam mengeksekusi suatu kegiata atau aktivitas. Biasanya dalam waktu yang telah ditentukan. Benarkah demikian kenyataan dilapangan?

Tampaknya telah terjadi "pengelesan" makna dari kedua kata tersebut. Hal ini dibuktikan dari banyaknya konotasi negatif ketika seseorang mengucapkannya. Percaya? 

Selama ini, bukan berarti semua, tak ayal seseorang berkata insyaAllah untuk mengelabui seseorang agar mereka tidak tahu bahwa sesungguhnya mereka tidak ingin ikut serta mengeksekusi sesuatu, seperti kegiatan atau lainnya.

Sederhana memang, "InsyaAllah ya aku ikut". Pada hari H, mereka hilang tiada berbekas. Tiada kabar sama sekali. Tahukah akibat terburuknya? Pen-general-an konotasi negatif atas ucapan insyaAllah seseorang. Mungkin, hal ini sangat tidak adil bagi "InsyaAllah". 

Begitu pula dengan kata "Nanti". Waktu jeda untuk "nanti" selalu tidak pasti. Bahkan terlupakan oleh orang yang mengucapkannya. Miris, bukan? Padahal, kata ini lahir dengan syarat ditentukan waktu terdekat untuk mengeksekusi "nanti" tersebut. Padahal, mungkin saja ada orang yang menunggu "nanti" tersebut. Mungkin.

Maka, mau sampai kapan kita seperti ini? Jangan main-main dengan kata InsyaAllah. Menurut saya, insyaAllah akan terpatahkan jika memang adanya kondisi yang sangat syari'i sehingga menghalangi langlah kita untuk mencapainya. Tapi, apa yang terjadi sekarang? See the reality. 



No comments:

Post a Comment