Bell's Pansy nama yang menarik, tapi tidak dengan efeknya. Bell's pansy adalah kelumpuhan atau kelemahan pada salah satu sisi otot di wajah yang yang bersifat sementara. Kondisi ini menyebabkan salah satu sisi dari wajah akan terlihat “melorot”.
Saraf yang rusak pada bagian wajah akan berdampak kepada indera perasa dan cara tubuh Anda menghasilkan air mata dan ludah. Bell’s palsy datang secara tiba-tiba dan umumnya kondisi ini akan membaik dalam hitungan minggu.
Inilah ceritaku
_________________
Sebelum penyakit ini menyerang, diawali dengan demam yang lumayan tinggi selama dua hari. Berselang kemudian, saya merasa keanehan dibagian mata yang serasa tertarik. Tapi tidak demikian oleh orang yang melihat wajah saya.
Iseng-iseng menggembungkan pipi, entah kenapa bagian kanan wajah tiada berdaya sama sekali. Sehingga dapat dipastikan gembungan pipi sebelah kanan gak ada. Dari sini masih belum ada curiga sama sekali.
Keesokan harinya coba gembungkan pipi di depan cermin. Hal tak terduga terjadi. Wajah sebelah kanan kaku atau buruknya lumpuh. Well, ini bukan stroke ya. Mungkin hanya mirip sahaja.
Akhirnya pengobatan ~~~
Ada yang salah saat pertolongan pertama dilakukan. Kira-kira apa?
Seharusnya saya langsung pergi menuju dokter saraf untuk mengetahui penyebab dan pengobatannya. Namun sayang hal itu tidak dilakukan. Saya lebih memilih praktik tradisional dengan alasan "wong orang kampung dulu juga pernah mengalami, dan alhamdulillah sembuh secara tradisional".
Istilah yang tepat, "itu mereka mungkin lagi mujur"
Tepat banget. Selama 2 minggu pengobatan berjalan, namun hasil tiada didapat. Alhasil "dirujuk" ke dokter saraf. Kalimat sang dokter bikin syok, "emang mau cacat seumur hidup? Kenapa baru sekarang?"
Pengobatan sebenarnya ~~~
Di klinik dokter fisioterapi, perawatan sebenanrnya dilakukan. Biasanya, gak ada keluhan sakit saat muka kita diterapi. Nah saya? Mengeluh dan merintih kesakitan saat pipi saya di sentuh.
Rupanya rupanya.. ada dugaan terjadi beberapa peralihan saraf entah peradangan. Lupa. Kejadian ini tahun 2014 akhir soalnya.
Pengobatan yang seharusnya hanya 2-3 bulan, malah harus dijalani selama hampir 6 bulan. Akan tetapi, kemungkinan sembuh tidak mampu mencapai 100%. Alasan utama karena saraf saya sudah terotak-atik dulu saat pengobatan tradisional dijalani. Mungkin, bkan itu juga permasalahan sebenarnya. Saya hanya kurang beruntung. Yup.
_____________
Saya menikmati setiap sakit yang dirasa ketika pengobatan dijalani. Sudah pasti nangis.
Saya juga menikmati saat obat minum memberikan dampak yang membuat kepala saya sering pusing dan sulit berkonsentrasi. Bahkan untuk memahami soal ujian saja tidak mampu, apalagi memikirkan jawabannya. Mungkin obatnya terlalu keras kali ya.
Saya menikmati saat-saat tidak diizinkan minum minuman dingin, menggunakan AC dan kipas angis selama kurang lebih 3-4 bulan.
Saya menikmati saat pulang berobat, eh disambut hujan nan lebat. Padahal dokter selalu menyarankan agar jangan sampai wajahnya diterpa yang dingin-dingin.
Itulah sedikit pengalaman saya terkait bell's pansy. Setiap manusia pasti pernah mengalami kejadian yang paling menyedihkan dalam hidupnya, dan saya percaya bahwa itulah bentuk cinta-Nya agar kita lebih bijak menghadapi kehidupan sesungguhnya.
No comments:
Post a Comment