Tiada seorangpun yang ingin terombang-ambing pada suatu yang tidak JELAS.
Tiada seorangpun yang ingin dibohongi dengan kalimat "Nanti ya. Percayalah."
Tiada yang mau ditarik ulur seperti itu.
Sungguh baja hati wanita yang sudah pernah rapuh bahkan retak, dengan mudahnya menerima kembali seseorang yang telah meluluhlantakkan dia.
Lantas, pertanyaan demi pertanyaan kembali terucap.
Untuk apa? Sekedar penasaran?
Bukan. Hanya memastikan sahaja.
Janganlah lelah wahai tuan
Janganlah bosan wahai tuan
Janganlah mengeluh wahai tuan
Kadang memang seperti itulah seorang wanita. Makhluk yang katanya hati kadang serapuh gelas kaca. Makhluk yang katanya begitu rumit dipahami. Makhluk yang begitu hebat menyembunyikan perasaannya namun ingin dimengerti.
Mengertilah
Bahkan untuk memastikan sesuatu saja mereka butuh diyakinkan berkali-kali. Menyampaikan pertanyaan yang sekira sama dalam jeda waktu yang tak lama. Akankah kau bosan? Semoga kau tak pergi hanya perkara ini, tuan.
Waniereka butuh diyakinkan walau kadang berasal dari orang yang tidak terlalu dekat. Mereka makhluk yang mencoba seseorang memahami jalan pikirannya melalui perantara mimik wajah, intonasi suara atau hal lainnya. Mampukah? Sulit. Bagaimana bisa coba.
Akan tetapi, terkadang tidak semua wanita demikian, tuan. Di luar sana masih banyak yang begitu tegas dan kuat. Namun, akan satu titik mereka begitu rapuh hingga butuh telinga untuk mendengar kesusahannya, butuh bahu untuk bersandar dan butuh tangan yang membawanya bangkitnya kembali
Mungkin
Titik tersebut adalah bagian terlemah seorang wanita. Lantas, akankah kau bertahan, tuan? Kecerewetan yang dimiliki kadang hanyalah pencintraan belaka untuk menyaksikan sejauh mana Tuan mampu meyakinkan diri ini. Tapi sayang, kadang wanita tak se-fleksibel itu.
No comments:
Post a Comment