BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Analisis biaya
volume laba (cost volume profit analysis – CVP analysis) merupakan suatu alat
yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena
analisis biaya volume laba (CVP) menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas
yang terjual, dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di
dalamnya. Analisis CVP dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk
mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu
divisi dan membantu mencari pemecahannya.
Tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal agar kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan dari waktu ke waktu. Besar kecilnya laba perusahaan akan menjadi ukuran sukses tidaknya manajemen dalam mengelola perusahaan. Sedang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat laba adalah harga jual, biaya dan volume penjualan.
Tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal agar kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan dari waktu ke waktu. Besar kecilnya laba perusahaan akan menjadi ukuran sukses tidaknya manajemen dalam mengelola perusahaan. Sedang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat laba adalah harga jual, biaya dan volume penjualan.
Dengan harga
jual, volume yang dijual, serta pengklasifikasian biaya, maka analisis
Cost-Volume-Profit dapat dilaksanakan dengan menggunakan elemen-elemen
analisis. Elemen tersebut antara lain analisis peramalan penjualan yang terdiri
atas peramalan kuantitas penjualan dan harga jual, dasar-dasar analisis
cost-volume-profit yaitu analisis contribution margin, analisis operating
leverage analisis break even point, dan analisis margin of safety serta
analisis cost-volume-profit dalam pemanfaatannya dalam perencanaan yaitu
analisis target laba dan analisis sensivitas. Selanjutnya dalam makalah ini akan dibahas mengenai analisis biaya
volume laba atau Cost volume of profit.
1.2
Rumusan masalah
Adapun
rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1.
Apa arti penting
analisis biaya volume laba ?
2.
Apa saja asumsi-asumsi
yang mendasari analisis biaya volume laba?
3.
Apa dasar analisis
biaya-volume dan laba?
4.
Bagaiman analisis dari
titik impas (break-even point analysis)?
5.
Bagaimana pemanfaatan
analisis cost-volume profit untuk perencanaan?
6.
Apa maksud dari dengan
marjin keamanan?
7.
Apa maksud dari
pemilihan struktur biaya?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui arti
penting analisis biaya volume laba
2.
Untuk mengetahui
asumsi-asumsi yang mendasari analisis biaya volume laba
3.
Untuk mengetahui dasar
analisis biaya-volume dan laba
4.
Untuk mengetahui
analisis titik impas (break-even point analysis)
5.
Untuk mengetahui
pemanfaatan analisis cost-volume profit untuk perencanaan
6.
Untuk mengetahui maksud
dari marjin keamanan
7.
Untuk mengetahui maksud
dari pemilihan struktur biaya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Asumsi dan
Teminologi Analisis Biaya Volume Laba
1. Perubahan
tingkat pendapatan dan biaya hanya di sebabkan oleh perubahan jumlah unit produk (atau jasa)
yang di produksi dan di jual-misalnya, jumlah televisi yang dijual oleh
televisi dan di jual oleh sony corpoation atau jumlah paket yang di kirim kan
oleh federal express. Jumlah unit output merupakan salah satu pemicu pendapatan
sekaligus pemicu biaya merupakan faktor yang menibulkan biaya, pemicu pendapatan (revenue driver)
adalah sebuah variabel, seperti volume,
yang menjadi penyebab timbulnya pendapatan.
2. Biaya
total dapat di psahkan kedalam komponen tetap yang tidak berubah yang mengikuti
perubahan output dan komponen berubah mengikuti tingkat output. Lebiah lanjut,
ada telah nengatahui dari bab 2 (bagan 2-5) bahwa biaya variabel mencakup biaya
variabel langsung dan biaya variabel tidak langsung produk, demikian juga,
biaya tetap mencakup biaya tetap lansung danbiaya tetap tidak langsung produk.
3. Ketika
di sajikan secara grafik, perilaku pendapatan total dan biya total bersifat
linear (dapat digambar dengan secara garis lurus) ketika di hubungkan dengan
tingkat output dalam rentang (dan periode waktu) yang releven.
4. Harga
jual, biaya variable ver unit, serta biaya tetap total (dalam rentang dan
perode dalalm waktu releven) telah diketahui dan konstan.
5. Analisis
mencakup satu produk yang berbeda ketika perushaan menjual beragam produk
adalah tetap konstan ketika perusahaan
menjual beragam produk adalah tetap konstan ketika tingkat unit yang terjual
total berubah.
6.
Seluruh pendapatan dan
biaya dapat ditambahkan, di kurangkan, dan di bandingkan tampa memperhitungkan
nilai waktu dari uang.
Banyak perusahaan (serta devisi atau pabrik
perusahaan) dalam indusri penerbangan, otomotif, kimia, plastik, dan
semikonduktor mengakui bahwa analisis biaya – volume – laba sekalipun dalam
bentuk yang paling sederhana sangat membantu dalam pengambilan keputusan
tentang strategi dan rencana jangka panjang, serta penetapa tentang fitur
produk dan penetapan harga. Dalam beberapa kodisi nyata, enam asimsi yang di
jabarkan di atas mungkin tidak terpenuhi. Contohnya, dalam memeprediksi
pendapatan total dan biaya total mungkin di perlukan beberapa pemicu pendapatan
dan pemicu biaya. Analisis biaya – volume – laba tetap berguna dalam situasi
seperti ini, sekalipun analisisnya menjadi lebih kompleks. Senantisa nilai
apakah analisi biaya – volume –laba yang palng sederhanapun menghasilkan
analisis yang cukup akurat tetang
bagaimana perilaku pendapatan total dan biaya total.
Sebelum menjelaskan dasar – dasar analisis biaya –
volume – laba, kita akan memebahas beberapa istilah.
Laba operasi = pendapatan
operasi total – harga pokok penjualan dan biaya (operasi tidak
termasuk)
Laba bersih (net income) adalah laba oerasi di tambah
dengan pendapatan nonperasi(seperti pendapatan bunga) di kurangi biaya operasi
(seperti biaya bunga) di kurang pajak penghasilan. Untuk menyederhanakan, di
dalalm baba ini kita asumsikan pendapatan dan biaya nonoperasi adalh nol. Jadi
laba bersih akan di hitug sebagai berikut :
Laba bersih
= Laba operasi – Pajak penghasilan
2.2 Inti
Analisis Biaya Volume Laba
Contoh: seperti yang telah dikemukakan pada awal bab
ini, Mary Frost barencana menjual Do – All software, sebuah paket perangkat
rumah kantor-rumah, pada sebuah pemeran computer di Chicago. Mary meri ini
dapat membeli perangkat lunak ini dari sebuah agen prangkat lunak Komputer
seharga $120 per paket di mana paket yang tidak terjual dapat di kembalikan dan
Meri akan dapat kembali uang nya sebesar $120 per paket yang di kembalikan.
Setiap paket akan di jual seharga $200. Mery juga telah membayar sewa stand
pameran slama dua hari sebesar $2000 kepada computer konvension, inc. misalkan
tidak adad biaya lain yang di perlukan. Mery belum bias memastikan tenang
berapa banyak paket yang akan terjual di pameran. Untuk memutuskan pakah mery
seharus menyewa sebuah kios, mary ingin tau berapa laba yang akan diterima
untuk angka penjualan paket yang berbeda?
Biaya pameran standar sebesar $2000 merupakan biaya
tetap karena biaya ini tidak akan berubah, berapaun paket yang berhasil di jual
mary. Biaya paket merupakan biaya yang variable karena akan meningkat secara
profesional dengan banyak nya paket yang terjual, Mary meri akan menanggung
biaya paket sebesar $120. Mery akan dapat mengunakan analisis biaya – volume –
laba untuk menguji laba operasi akibat angka penjualan yang berbeda.
Angka yang berubah jika mery mejual paket dalam jumlah
yang berbeda adalah pendapatan total
dan biaya variable total . selisih
antara pendapatan total dan biaya variabel total di sebut marjin kontribusi
(contribution margin) . marjin kontribusi menunjukan mengapa laba operasi berubah
ketika jumlah unit yang terjual berubah. Marjin kontribusi apabila menjual
jumlah paket adalah $400 ($1.000) pendapatan total di kurang $600 byaya
variable total); sementara margi kontribusi apa bila Mery mejual paket adalah
$3.200 ($8.000 pendapatan total di kurangi $4.800 biaya variable total).
Pastikan anda mengurangi semua biaya variable ketika menghitung margin
kontribusi. Sebagai contoh jika Mery menanggung biaya penjualan variable karena
membayar komisi kepada tenaga penjual atas setiap paket yang terjual di setiap
pameran, biaya variable akan meliputi harga beli setiap paket di tambah komisi
penjualan.
Margin
kontribusi per unit merupakan alat sederhana untuk menghitung marjin kontribusi
dan laba operasi . marjin kontribusi per unit (contribution margin per unit)
Adalah selisih antara harga jual dan biaya variable per unit. Dalam contoh Do
All Sofware, margin kontribusi per paket atau per unit adalah $200 - $120 =
$80. Margin kontribusi dapat di hitung sebagai berikut:
Marjin kontribusi = Marjin kontribusi per unit x
jumlah unit yang terjual
Sebagai contoh, jika terjual 40 paket, maka marjin
kontribusi = $80 per unit x 40 unit =
$3.200
Marjin
kontribusi menunjukkan jumlah pendapatan di kurang dengan biaya variable yang
berkontribusi untuk menutup biaya tetap. Setelah marjin kontribusi di pulihkan,
marjin kontribusi akan meningkat laba bersih. Bagan 3-1 menuyajikan table
marjin kontribusi untuk jumlah paket yang terjual yang berbeda bagai mana
menunjuka bagaimana marjin kontribusi menutup biayay tetap serta menghasilkan
laba operasi dengan meningkatkan laba yang terjual. Laporan laba rugi dalam
bagan 3-1 di sebut sebagai laporan laba – rugi kontribsi (contribution icome
statement) karena mengelompokan biaya mejadi variabel dan biaya tetap untuk manyoroti
marjin kontribusi. Perhatukan bagai mana setiap tamahan paket yang terjual dari
0 menjadi 1 dan mejadi 5.
Meningkatkan marjin kontribusi sebesar $80 per paket,
menutup lebih banyak biaya tetap dan mengurangi rugi operasi. Jika mery menjual
25 paket, marjin kontribusisama dengan $2.000 ($80 perpaket x 25 paket), yang
di cakup untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan $0 laba operasi. Jika mery
mejual 40 paket, majin kontribusi meningkat sebesar $1.200 ($3.200-$2.000),
yang seluruhnya menjadi laba operasi. Sebagai mana dapat di lihat pada bagan
3-1 dari kiri ke kanan, kenaikan marjin kontribusi persis sama dengan kenaikan
laba operasi (penurunan rugi perasi)
Di
samping mengaamabarkan marjin kotribusi dalam nilai per unit, kita juga dapat
mengambarkan nya dalam persentase. Persetase majin kontribusi (yang juga juga
dengan rasio marjin kontribusi)adalah marjin kontribusi per unit di bagi dengan
harga jual.
Persetase majin kontribusi =
= 0,40 atau 40%
Persen tase kontribusi adalah marjin kotribusi adalah
per satu dolar pendapatan. Dalam contoh ini, marjin kontribusi 40% menunjua
bahwa 40% dari setiap dolar pendapata (sama dengan 40 sen) merupaka marjin
kontribusi.
Mery dapat menghitung marjin kontribusi total untuk
tingkat output yang berbeda denga mengalirkan persentase marjin kontribusi
dengan pendapatan total seperti di sajikan pada bagan 3-1. Sebagai contoh, jika mer menjual 40 paket, pendapatan
akan menjadi $8.000 dan marjin kontribusinya adalah 40% dari $8.000 atau 0,40 x
$8.000 = $3.200 mery akan memperoleh laba operasi sebesar $1.200($3.200 -
$2.000) dengan penjualan 40 paket senilai $8.000.
Laporan
laba – rugi kontribusi memebaentuk dasar bagi tiga metode lain nya untuk
mengungkapakan hubungan CVP. Metode pemasaran, Metode marjin kontribusi. Metode
paemasaran dan marjin kontribusi adaalah yang paling berguna jika manejer ingin
mengetahui laba operasin pada tingkat penjualan tertentu.
Metode Pemasaran
Pikirkan mengenai struktur laporan laba – rugi
kontribus pada bagan 3-1. Setiap pada kolom di ekspresikan sebagai suatu
persamaan:
Pendapatan –
biaya variable – Biaya tetap = Laba operasi
Bagaimana menghitung
pendapatan pada tiap kolom?
Pandapatan =
Harga jual (SP) x jumlah unit output
yang terjual (Q)
Bagaimana cara
menghitug biaya variable di setiap kolom?
Biaya variable =
biaya variabel (VCU) x jumlah jumlah
unit output yang terjual(Q)
Jadi
Kita dapat memakai persamaan 1 untuk menghitung laba
operasi atas berbagai jumlah unit output yang terjual. Misalnya, laba laba
operasi apabial mery menjual 5 paket adalah:
($200 x 5) – ($120 x 5) - $2.000 = $1.000 - $600 -
$2.000 = -$1.600
Metode Marjin Kontribusi
Persamaa 1 dapat di
tulis kembali untuk menekankan marjin kontribusi, sehingga metode ini di
sebut seperti itu.
Dalam contoh Do-All-Sofeware, marjin kontribusi
perunit adalah $ 80 ( $200 - $120), sehingga apabila Mery menjual 5 paket.
Laba operasi = ($80 x 5) $2.000 = -$1.600
2.3 Titik Impas
dan Target Laba
Titik impas (breakeven poin atau BEP) adalah jumah
penjualan autput yang akan nenanyamakan pendapat total dan biaya total dengan
biaya total—yaitu, jumlah penjualan output yang akan meghasilkan laba operasi
$0(nol. Maneger tertarik pada titik impas karena ingin menghindari rugi operasi
(operasi loss). Titik impas menjelaskan beberapa banyak output yang harus
terjual jika tidak menggangu operasi. Kita sekarang menggunakan datasebelumnya
milik Do—All—Sofware untuk mengambarkan metode titik impas dengan memakai
metode persamaan metode marjin kontribusi.
Ingat kembali metode persmaan (persamaan 1):
Dengan demikian Do—All—Software, menetapkan laba
operasi sama dengan $0 dan jumlah unit output yang harus di jual adalah Q, kita
peroleh:
Jika mery menjual lebih sedikitdari pada 25 unit, ia
akan rugi; jiak ia menjual 25 unit, ia akan impas dan jiak ia menjual lebiah
banyak dari 25 unit, ia akan mendapat laba. Titik impas ini di nyatakan dalam
pendapatan: 25 unit x $200 harga jual = $5.000
Ingat kembali metode marjin kontribusi (persamaan 2):
Pada titik impas, laba operasi sesuai defenisinya
adalah $0 dan kita memperoleh:
Majin kontribusi x jumlah unit impas =
biaya tetap (Pers. 3)
Menghitung jumlah unit impas
Menghitung
persentase marjin kontribusi
Menghitung
pendapatan impas
2.3.2
Target Laba Operasi
Kita
akan mengilustrasikan : berapa unit yang harus dijual oleh Do-All Software
untuk mendapatkan laba operasi sebesar 1.200, dengan cara sebagai berikut:
200 x Q – 120 x
2.000 = 1.200
80
x Q = 2.000 + 1.200
80Q
= 3.200
Q
= 3.200/80/unit
Q
= 40 unit
Pembuktian
:
Pendapatan
200/unit x 40 unit 8.000
Biaya
variable 120/unit x 40 unit (4.800)
Marjin
kontribusi 3.200
Biaya
tetap (2.000)
Laba
operasi 1.200
Pendapatan
yang dibutuhkan untuk memperoleh laba operasi sebesar 1.200 juga dapat dihitung
secara langsung dengan mengakui,
a) Marjin
kontribusi harus didapatkan sebesar 3.200 (biaya tetap sebesar 2.000 ditambah laba
operasi 1.200)
b) Setiap
dolar pendapatan aan menghasilkan marjin kontribusi sebesar 40 sen. Untuk
mendapatkan 3.200 marjin kontribusi, pendapatan harus sama dengan 3.200 : 0,40
= 8.000
Cara
penghitungannya :
Pendapatan
yang harus diperoleh 1.200 =
=
2.3.2
Target Laba Bersih dan
Pajak penghasilan
untuk
mengevaluasi laba bersih ini, perhitungan biaya volume laba bagi target laba
harus ditetapkan dalam terminolopgi target laba bersih, bukan target laba
operasi. Sebagai contohna, Mary ingin mnegethaui jumlah unit yang harus dijual
untuk mendapatkan laba bersih sebesar 960%, dengan asumsi tariff pajak 40%.
Dengan mneggunkan metode persamaan :
pendapatan-Biaya
Variabel-Biaya Tetap = Target Laba Operasi
dan
Target
laba bersih = (target laba operasi) – (target laba operasi x Tarif pajak)
Target
laba bersih = (target laba operasi)(1-tarif pajak)
Target
laba operasi =
Dengan
mensubstitusi target laba operasi, kita memperoleh bahwa :
Pendapatan
– Biaya variable – Biaya tetap =
Dengan
mensubstitusi angka pada contoh Do-All Software, kita memperoleh :
200
x Q – 120 x Q - 2000 =
200
x Q – 120 x Q - 2000 = 1600
80Q = 3600
Q = 3600 : 80/unit = 45
unit
Bukti
:
Pendapatan
200/unit x 45 unit 9000
Biaya
variable 120/unit x 45 unit (5400)
Marjin
kontribusi 3600
Biaya
tetap (2000)
Laba
operasi 1600
Pajak
penghasilan 1600 x 0,04 (640)
Laba
bersih 960
Maka
target laba operasi =
=
=
1600
2.4 Menggunakan Analisis
Biaya Volume Laba (CVP) untuk Pengambilan Keputusan
1.
Keputusan Mengenai
Iklan
Kita
ambil contoh sebelumnya, Mary mengantisipasi penjualan mungkin sebanyak 40
unit. Bagan dibawah ini akan memperlihatkan laba opersi Mary akan menadi 1200.
Mary sedang mempertimbangkan untuk memasang iklan dengan menggambarkan produk
serta fiturnya pada brosur pamaran. Iklan ini akan dikenai biaya 500. Biaya ini
merupakan biaya tetap Karen atidak akan berubah tanpa mempedulikan jumlah unit
yang terjual. Mary akan memperkirakan iklan ini akan meningkatkan penjualan
sebanyak 10% menjadi 44 paket. Haruskah mary memasangan iklan?
Keterangan
|
40
paket yang terjual tanpa iklan
|
44
paket yang terjual dengan iklan
|
Selisih
|
Pendapatan
(200*40; 200*44)
|
8000
|
8800
|
800
|
Biaya
Variabel (120*40; 120*44)
|
4800
|
5280
|
480
|
Marjin
kontribusi (80*40; 80*44)
|
3200
|
3520
|
320
|
Biaya
tetap
|
2000
|
2500
|
500
|
Laba
operasi
|
1200
|
1020
|
(180)
|
Dari
perhitungan diatas dapat disimpulkan bahawa sebaiknya mart tidak memasang
iklan, karena terjadi pengurangan laba 180.
2. Keputusan
untuk Menurunkan Harga Jual
Selanjutnya
mary mempertimbangkan apakah akan mengurangi harga jual menjadi 175. Pad aharga
ini, penjualan diperkirakan akan mencapai 50 unit. Pada jumlah ini, pemasok
setuju untuk menjual setiap paket kepada Mary seharga 115, bukan 120. Apakah
sebaiknya Mary menurunkan harga jual? Tidak, karena analisi CVP
menghasilkan angka sebgaia berikut :
Marjin
kontribusi dari penurunan harga jual menjadi 175 (175-115)/unit x 50 unit 3000
Marjin kontribusi jika
harga tidak diturunkan pada 200 (200-120)/unit x 40 unit 3200
Perubahan marin
kontribusi dengan menurunkan harga (200)
3. Analisis Sensitivitas
dan Ketidakpastian
Analisi sensitivitas adalah teknik “bagaimana jika
(what-if) yang digunakan manajer untuk menguji bagaimana akibatnya jika
prediksi data awal tidak tercapai atau jika asumsi yang mendasarinya berubah”.
Pada konteks analisis CVP, analisis sensitivitas akan menjawab. Berapa laba
operasi jika unit yang terjual 5% lebih rendah dibandingkan prediksi awal? Dan
berapa laba operasi jika biaya variable/unit meningkat sebesar 10%?
Aspek lain dari analisis sensitivitas adalah marjin
pengaman (margin of safety) yaitu jumlah pendapatan yang dianggarkan (atau
actual) yang melebihi pendapatan impas.
Marjin pengaman (dalam
nominal) = pendapatan yang dianggarkan - pendapatan impas
Marjian pengaman (dalam
unit) = penjualan yang dianggrakan (unit) - penjualan impas (unit)
Persentase marjin
pengaman =
2.5 Perencanaan
Biaya dan CVP
1.
Struktur Biaya
Tetap/Biaya Variabel yang lain
Analisis
sensitivitas berdasarkan CVP menyoroti risiko dan pengembalian ketika biaya
tetap diubah menjadi biaya variable dalam struktur biaya perusahaan. Analisis
CVP dapat membantu manajer mengevaluasi berbagai struktur biaya tetap/biaya
variable. Untuk mempertimbangkan pilihan tersebut, perhatikan kembali contoh
Do-A;; Software. Mary membayar 2000 untuk sewa tempat danbiaya variable/unit
sebesar 120. Misalkan Computer Convention menawarkan tiga alternative sewa
kepada Mary :
·
Opsi 1:2000 sewa tetap
·
Opsi 2:800 sewa tetap
ditambah 15% dari pendapatan selama pameran
·
Opsi 3: 25% dari
pendapatan selama pameran tanpa sewa tetap
2.
Leverage Operasi
Leverage
operasi menggambarkan dampak perubahan biaya tetap terhadap laba operasi ketika
terjadi perubahan unit yang terjual dan tentunya marjin kontribusi.
Tingkat
leverage operasi =
Table
berikut menunjukkan tingkat laba leverage operasi pada penjualan 40 unit untuk
3 opsi sewa
Keterangan
|
Opsi
1
|
Opsi
2
|
Opsi
3
|
Marjin
kontribusi/unit
|
80
|
50
|
30
|
Marjin kontribusi
(baris 1*40 unit)
|
3200
|
2000
|
1200
|
Laba operasi
|
1200
|
1200
|
1200
|
Tingkat leverage
operasi (baris 2:baris 3
|
|
|
|
Angka-angka
diatas menunjukkan bahwa, apabila penjualan adalah 40 unit, perubahan satu
persen penjualan dan marjin kontribusi akan menyebabkan perubahan laba operasi
sebesar 2,67% pada opsi 1, namun akan menghasilkan perubahan laba operasi dalam
persentase yang sama (1,00) pada opsi 3.
2.6 Dampak
Bauran Penjualan terhadap Laba
Bauran penjualan adalah kuantitas berbagai produk/jasa
yang mewakiliunit penjualan total perusahaan. Misalkan Mary bermaksud akan
menjual dua jenis prosuk perangkat lunak yang berbeda Do-All dan Superwood,
menyusun anggaran seperti berikut:
Keterangan
|
Do-All
|
Superwood
|
Total
|
Unit
terjual
|
60
|
40
|
100
|
Pendapatan,
200@unit, 100@unit
|
12000
|
4000
|
16000
|
Biaya
variable, 120@unit, 70@unit
|
7200
|
2800
|
10000
|
Marjin
kontribusi
|
4800
|
1200
|
6000
|
Biaya
tetap
|
|
|
4500
|
Laba
operasi
|
|
|
1500
|
Menghitung
titik impas
Pendapatan
– biaya variable – biaya tetap = lapa operasi (dianggap 0)
Pendapatan =
+
=
200/unit
x 3S unit + 100/unit x 2S
= 600S + 200S
= 800S
Biaya
variable =
+
=
120/unit x 3S + 70/unit x 2S
= 360S + 140S
= 500S
Selanjutnya
menghitung tiitik impas
Pendapatan
– biaya variable – biaya tetap = 0
800S
– 500S – 4500 = 0
800S
– 500S = 4500
300S = 4500
S
= 15 unit
Maka
Jumlah
unit Do-All pada titik impas, 3S = 3 x 15 = 45 unit
Jumlah
unit superwood pada titik impas, 2S = 2 x 15 = 30 unit
Keterangan
:
Secara umum untuk setiap jumla unit
terjual, jika bauran penjualan bergeser ke unit yang mempunyai marjin
kontribusi yang tinggi, maka laba operasi akan menjadi lebih tinggi. Jika
bauran bergeser ke Do-All (misalkan menjadi 70% dari 60%), yang mempunyai
marjin kontribusi lebih dari dua kali Superwood maka laba operasi Mary akan
meningkat.
2.7 Analisis CVP pada
Organisasi Jasa dan Nirlaba
Mari
kita pertimbangkan sebuah badan layanan nasional pemerintah di Massachusetts
yang mempunyai anggaran (pendapatan) hamper $900.000 untuk 2006. Tujuan badan
nirlaba ini adalah membantu para penyandang cacat yang tidak mempunyai
pekerjaan. Secara rata-rata badan ini menambah penghasilan setiap orang sebesar
$5000/tahun, biaya tetap organisasi, seperti sewa dan gaji bagian administrasi
adalah $270.000. tidak ada variable. Manajer organisasi ingin mengetahui berapa
banyak anggota masyarakat yang dapat dibantu selam tahun 2006. Kita dapat
menggunakan analisis CVP disini dnegan menetapkan laba operasi sebesar $0.
Anggaplah Q adalah banyaknya penyandang cacat yang akan dibantu.
Pendapatan
– biaya variable – biaya tetap = 0
900.000
– 5000Q – 270.000 = 0
Q
= 630.000 : 5000/orang
Q
= 126 orang
Misalkan
manajer mempertimbangkan bahwa anggaran total untuk tahhun 2007mungkin akan
berkurang 15% menjadi 900.000 x (1-0,15) = 765.000
Manajer
ingin mengetahui berapa penyandang cacat yang dapat dibantu dnegan anggran yang
menurun ini.
765.000
– 5000Q – 270.000 = 0
5000Q
= 495.000
Q
= 495.000 : 5000/orang
Q
= 99 orang
Marjin
Kontribusi Versus Marjin Kotor
Marjin
kotor = pendapatan – HPP
Marin
Kontribusi = pendapatn – semua biaya variable
1. Sector
Perdagangan
Laporan
Rugi laba kontribusi yang menekankan marjin kontribusi
Pendapatan 200
Harga pokok penjualan
variable 120
Biaya operasi variable 43 (163)
Marjin kontribusi 37
Biaya operasi tetap (19)
Laba operasi 18
Laporan
Rugi laba kontribusi yang menekankan Marjin Kotor
Pendapatan 200
Harga pokok penjualan (120)
Marjin kotor 80
Biaya operasi (43 + 19) (62)
Laba operasi 18
2.
Sector Manufaktur
Laporan
Rugi laba kontribusi yang menekankan marjin kontribusi
Pendapatan 1000
Biaya manufaktur
variable 250
Biaya non manufaktr
variable 270 (520)
Marjin kontribusi 480
Biaya manufaktur tetap 160
Biaya non manufaktur
tetap 138 (298)
Laba operasi 182
Laporan
Rugi laba kontribusi yang menekankan marjin Kotor
Pendapatan 1000
Harga pokok penjualan (250 + 160) (410)
Marjin kotor 590
Biaya non manufaktr (43 + 19) (408)
Laba operasi 1
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis biaya volume laba
(cost-volume-profit analysis) adalah analisis pola-pola prilaku biaya yang
mendsari hubungan-hubungan antara biaya,volume, dan laba. Analisi
biaya-volume-laba kerap pula disebut analisis impas (break-even analysis)
karena signifikansiume mengacu pada sebuah pemicu biaya aktivitas, seperti unit
penjualan, yang diasumsikan berkorelasi dengan perubahan-perubahan pendapatan,
biaya, dan laba. Analisis biaya-volume-laba merupakan persoalan yang kompleks
karena hubungan-hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
seluruhnya atau sebagian diluar kendali manajemen.
Titik impas merupakan tingkat aktivitas dimana suatu organisasi tidak mendapatkan laba dan juga tidak mendapatkan rugi. Titik impas juga dapat didefinisikan sebagai titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau sebagai titik dimana total marjin kontribusi sama dengan total biaya tetap. Titik impas ini selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan, metode marjin kontribusi, dan metode grafik, baik dalam hitungan unit penjualan maupun penjualan dalam satuan mata uang tertentu yang digunakan dalam transaksi bisnis.
Titik impas merupakan tingkat aktivitas dimana suatu organisasi tidak mendapatkan laba dan juga tidak mendapatkan rugi. Titik impas juga dapat didefinisikan sebagai titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau sebagai titik dimana total marjin kontribusi sama dengan total biaya tetap. Titik impas ini selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan, metode marjin kontribusi, dan metode grafik, baik dalam hitungan unit penjualan maupun penjualan dalam satuan mata uang tertentu yang digunakan dalam transaksi bisnis.
Dalam
perencanaan analisis biaya volume laba dapat dimanfaatkan dengan menggunakan 2
cara yaitu, analisis target laba dan analisis sensitivitas.
Dengan mengetahui titik marjin keamanan tersebut maka manajemen dapat merumuskan berbagai strategi, taktik, dan langkah-langkah operasional untuk bertahan agar penjualan tidak mengalami abrasi sampai melebihi angka marjin keamanan. Dalam rangka penerapan fungsi-fungsi manajemen pendekatan analisis hubungan biaya, volume dan laba termasuk perhitungan seperti ini akan memberikan isyarat kepada manajemen mengenai apa yang sedang terjadi dalam pencapaian tujuan atau perolehan laba perusahaan.
Dengan mengetahui titik marjin keamanan tersebut maka manajemen dapat merumuskan berbagai strategi, taktik, dan langkah-langkah operasional untuk bertahan agar penjualan tidak mengalami abrasi sampai melebihi angka marjin keamanan. Dalam rangka penerapan fungsi-fungsi manajemen pendekatan analisis hubungan biaya, volume dan laba termasuk perhitungan seperti ini akan memberikan isyarat kepada manajemen mengenai apa yang sedang terjadi dalam pencapaian tujuan atau perolehan laba perusahaan.
No comments:
Post a Comment