Tahun 2018 pun mulai berjalan. Hubunganku dengan Ikhsan makin jauh. Komunikasi kami makin renggang. Tapi tak masalah. Bagiku ini lebih baik. Cara ini merupakan cara terampuh untuk menjaga hati. Maksudnya seperti ini, jikalau dia yang ditakdirkan untuk bersamaku, alhamdulillah. Namun, jika bukan dia maka hati ini lebih siap untuk menerima orang lain.
Singkat cerita. Pada tahun 2018, ada laki-laki lain yang hendak taarufan denganku. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya kuterima. Bahkan lebaran 2018, dia telah memberanikan diri jumpa orang tuaku. Sebenanrnya tanggapan orang tuaku sungguh baik. Namun, ada beberapa hal yang masih dipertimbangkan untuk bisa menerima dia sebagai pasanganku. Perjalanan ke langkah yang lebih jauh makin terasa berat. Hingga suatu hari pada bulan Juli dia berkata bahwa dia memutuskan mundur.
Hoho agak syok dan sedih juga sih. Tapi harus legowo kan yo. Perasaan sedih makin besar dikala dosbing tesisku menolak untuk melanjutkan proses bimbingan bersamaku. Masalah makin njelimetkan. Hihihi tapi masyaAllah ujian kecil seperti ini untuk diriku yang mungkin menurut-Nya mampu.
Nah, pada Oktober 2018 tetiba Ikhsan chat setelah sekian lama. Kali ini dia chat serius bahwa ingin meminangku karena merasa sudah siap. Jujur, perasaanku kala itu sudah mulai tak seperti dulu lagi ditambah lagi waktu pernyataan Ikhsan berdekatan dengan masalah tesisku. Maka, kuminta waktu untuk memikirkannya.
Setelah masalah tesis terselesaikan (baca : ganti dosbing dengan tetap mempertahankan kasus yang sama), aku pun menyelesaikan masalah pertama (baca : laki-laki yang mundur) kepada orang tua. Nah, masalah Ikhsan kuutarakan ke orang tua pada bulan Desember. Kenapa lama? Sebab, aku tak mau orang tua risau dengan perjalanan tesisku. Kebetulan November, ujian proposal tesis alhamdulillah telah kulalui.
Respon orang tua bagaimana? Alhamdulillah mereka menanggapi dengan baik. Maka, saat Ikhsan ingin jumpa orang tuaku pun, orang tua welcome menyambut kedatangannya di akhir tahun 2018 tersebut. Selanjutnya alhamdulillah dimudahkan Allah.
Nah, lanjutan ceritanya ada dipostingan sebelumnya ya.
Makna cerita -> Jika Allah takdirkan berjodoh dengan seseorang, selalu ada jalan oleh-Nya agar dipersatukan. Jangan lelah berdoa dan minta yang terbaik kepada-Nya. Jika Dia mengizinkan, percayalah bahwa semua hal begitu dimudahka.
No comments:
Post a Comment