Saturday, July 18, 2020

Rupanya jodohku teman KKN (Part III)

Selepas KKN, kami sibuk dengan aktvitas masing-masing. Meski demikian, pada awal kelarnyantugas KKN, kami masih menyempatkan waktu kumpul bersama untuk melepas rindu. Hubunganku dengan Ikhsan pun hanya sebatas komunikasi biasa saja. Harapan untuk melangkah lebih jauh pun tiada boleh kurasakan. Walau mungkin dihati paling dalam, aku berharap dia memilihku menjadi pendamping hidupnya. Entahlah. Pikiran tersebut langsung terbersit begitu saja.

Tahun 2015 berlalu dengan masyaAllah indahnya. Sebab, pendidikan strata I telah usai kujalankan. Gelar S.E telah tersemat dibelakang namaku walau belum resmi. Yup. Ujian skripsi alhamdulillah telah terlalui dengan sangat baik. MasyaAllah tabarakallah. Bagaimana dengan Ikhsan? Dia sempat mengabari bahwa Februari tahun depan, 2016, akan menjalankan ujian seminar proposal. Hal ini mengindikasikan bahwa harapanku makin tipis untuk sebuah harapan besar. Namun demikian, aku masih berkomitmen menunggu dia walau hal ini tak pernah kuutarakan kepadanya. 

Komunikasiku dan Ikhsan dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan makin berkurang. Kami sepakat untuk mengurangi komunikasi yang tak penting ataupun unfaedah. Hal ini kami lakukan untuk saling menjaga. Jikapun Allah takdirkan bersama, maka akan datang waktunya kelak. Kamipun mulai disibukkan dengan rutinitas masing-masing. Aku yang melanjutkan studi S2 ditahun 2016. Sementara Ikhsan kabarnya berusaha menyelesaikan studi S1 nya.

"Apakah Ikhsan berujar bahwa dia memiliki niat serius kepadaku?"

Pernah.

Namun, seperti kita tahu bahwa saat itu dia pribadi masih merasa belum pantas dan cukup. Bukan tanpa alasan. Pertama, studinya belum kelar. Entah kapan selesainya. Kedua, dia masih bergantung pada orang tua alias belum kerja. Atas dasar inilah dia merasa malu berkata demikian. Meski demikian, dia mau berusaha. Walau kelak entah siapa jodoh yang Allah berikan.

Tahun 2017 berlalu begitu saja. Komitmen dari Ikhsan belum jua datang. Hanya satu hal yang kutahu bahwa dia telah diwisuda pada Oktober 2017. Alhamdulillah. Kabar selanjutnya darinya tak kutahu lagi. Aku pun enggan menanyakan perkara lama. Maka, pada tahun 2017 tersebut, kuputuskan untuk mengakhiri penantianku sedari tahun 2015.

Tahun 2018 kuputuskan untuk mencoba menerima yang lain seandainya ada yang hendak taaruf denganku. Jujur saja, pada tahun-tahun penantian, tak satu orang pun kuizinkan untuk mencoba membuka hati kepada yang lain. Aku masih berharap, dialah yang datang. Yup. Muhammad Ikhsan.

No comments:

Post a Comment