Thursday, July 21, 2016

Hidayah ditunggu atau dijemput?




Sebelumnya, saya pernah menyatakan bahwa setiap kehidupan yang telah kita lalui selalu memiliki hikmah yang bisa kita petik. Sesungguhnya, beragam hikmah yang disediakan oleh Allah. Kita bisa memilih yang pas menurut kita. Apakah salah satu hikmah yang disediakan Allah? Hadiah. eeh bukan. Maksudnya hidayah. hehe

Hidayah biasanya kita peroleh ketika telah melalui suatu perjalanan kehidupan dan memaknai yang telah terjadi. Sesungguhnya hidayah tersebut telah ada dan diam saja. Layaknya summary yang tersedia di setiap bab sebuah buku, begitu pula hidayah. Apakah yang harus kita lakukan? Jika kita menganggapnya penting, maka kita harus meraihnya. Namun, jika tidak penting, maka biarkan saja. Toh, dia bakal mengkode-kode kita, eh maksudnya mengikuti kita agar diambil. See? Betapa baiknya Allah yang tak pernah meninggalkan kita walau mungkin kita sering mengacuhkaNya. 

Nah, kapan hidayah bisa kita jemput? Kapan pun kita mau. hehe Sebelumnya saya pernah mengepost bagaimana akhirnya bisa hijrah, bukan? Nah, bagaimana menurut teman-teman? Sejujurnya yang saya alami dulu berupa kisah menyedihkan, namun saya tetap mampu memetik hikmah dan menjadikannya sebagai hidayah dari Allah.

Hidayah tersebut tidak hanya datang dikala sedih, namun dikala senang pun, Allah telah menyisipkan hidayah. Layaknya sebagai ujian dari Allah, maka hidayah juga memegang peran dalam mengubah kehidupan untuk menjadi lillahi ta’ala. Melalui hidayah, kita akan merasa lebih dekat dan percaya bahwa Allah selalu mengawasi dan menasehati kita. 

Adakalanya, Allah menimpakan kesedihan dalam hidup ini. Namun, rupanya Allah menyisipkan surat berupa hikmah, agar nanti kita menjadikannya hidayah. Sesungguhnya, kesedihan yang diberikan Allah karena itulah cara Allah mencintai kita. Allah memberikan teguran, ujian, peringatan dengan berbagai cara unik. Namun, Allah ingin kita mampu menjemput hidayah dibalik semua itu. Janganlah, berprasangka buruk atas semua kesedihan yang ditimpakanNya.

Dulu, saya pernah membaca sebuah kisah, dimana sang laki-laki tiba-tiba saja dipecat dari pekerjaannya karena melakukan kesalahan kecil, baginya. Akhirnya dia harus istirahat di rumah. Sesungguhnya, saat itu dia sangat depresi menerima kenyataan tersebut. Namun, sang istri selalu menemani dan mendukungnya. Si istri mengajak sang suami untuk shalat berjama’ah, sebab semenjak sang suami sibuk bekerja, mereka jarang shalat berjam’ah. Sang suami pun hanya menurut saja. Saat melakukan shalat itulah, dia akhirnya sadar bahwa selama terlalu menyibukkan diri dengan dunia hingga lalai akan perintah Allah. Semenjak itulah, dia mulai mendekatkan diri kembali kepada Allah untuk diberi ketenangan dan kemudahan dalam menjalani kehidupan. Singkat cerita. Akhinya Allah memberikan rezeki kepadanya, walau mungkin tidak terlalu eksekutif ketimbang rezeki sebelumnya. Namun, dengan rezeki yang diberikan Allah sekarang, dia tidak lagi jauh dengan Allah. Dia menjadi lebih dekat dan tidak pernah lagi menjauh dari Allah.

Nah, benarkan Allah selalu membantu jika kita mendekatiNya? Benarkan jika Allah akan memberikan hidayah jika kita mampu meraihnya? Benarkan Allah selalu memberi kemudahan dibalik kesusahan jika kita mendekatiNya? Wahai kawan. Marilah selalu menjemput hidayah yang telah disediakan Allah. Sebab, cara Allah mencintai kita begitu unik.

“Sesungguhnya, hidayah tak datang sendiri menghampiri. Namun, dia akan menjadi milik kita dikala kita mampu menjemput dan meraihnya.”


No comments:

Post a Comment