Sudah fitrah manusia jika memiliki perasaan rindu terhadap
sesuatu. Apakah perasaan rindu terhadap makhluk tuhan lainnya. Apakah perasaan
rindu terhadap peristiwa tertentu. Apakah perasaan rindu terhadap tempat
tertentu. Apakah perasaan rindu terhadap sesuatu lainnya. Pertanyaan
selanjutnya, bagaimana cara kita mengungkapkannya? Mengingat kembali suatu
momen jika yang kita rindukan adalah suatu kenangan? Mendatangi kembali suatu
tempat jika yang kita rindukan merupakan tempat nostalgia? Apakah harus mengungkapkan
dengan cara yang berbeda dengan yang lainnya? Istilahnya exprees our feeling
with extreme way heheh. Nah, pertanyaan terakhir. Bagaimana cara
mengungkapkan rasa rindu terhadap makhluk Allah lainnya? Eits, jangan langsung
berpikir ekstrim ya. Makhluk Allah lainnya banyak loh. Ada orang tua, kakek
nenek, keluarga kita lainnya, bahkan guru dan teman-teman juga bisa. Saya yakin
jika ada beberapa yang menyangka bahwa makhluk Allah lainnya adalah pasangan,
bukan? hihi
Sejujurnya, begitu banyak cara yang bisa kita lakukan ketika kita merindukan makhluk Allah lainnya, seperti orang tua. Bagi anak perantauan, biasanya mereka akan menelfon dan menanyai kabar orang tua sebagai salah satu bentuk rindu akan orang tua di kampung. Hayoo, siapa yang lebih sering menelfon pasangannya ketimbang orang tua di kampung? hayoo, siapa yang lebih sering mengingat pasangannya ketimbang orang tua yang hampir setiap hari mengingat anaknya diperantauan? Hayo, siapa yang lebih sering berlama-lama menelfon dengan pasangannya ketimbang berbincang dengan orang tuanya? Hehehe. Dulu, Dulu sekali, saya pernah mengalaminya. Tapi, insyaAllah sekarang sudah insyaf.
Wahai kawan. Mari kita renungkan bersama-sama. Kita sering sok sibuk ketika orang tua meminta waktu untuk sekedar berbincang-bincang dengan. Kita sering membiarkan panggilan tak terjawab dari orang tua dan tak berusaha menelfon kembali. Kita sering Kita sering lupa menelfon orang tua, bahkan jikalau nelfon selalu hanya misscall dengan alasan tidak berpulsa. Loh kalau sama pasangannya kok bisa ya bela-belain isi pulsa untuk nelfon? Abaikan. (Ini murni berdasarkan pengalaman pribadi semasa masih bandel hihi. Semoga teman tidak mengalaminya)
Wahai kawan. Tahukah kau bahwa sesungguhnya orang tua sangat merindukan kita. Apalagi jarak yang jauh memisahkan kita dan mereka. Hanya suaralah yang bisa didengar untuk melepas rindu. Wahai kawan. Tahukah kau bahwa sesungguhnya mereka rindu namun enggan menghubungi karena takut mengganggu aktivitas, sehingga kerapkali menunggu untuk dihubungi. Namun, apa yang terjadi ketika yang dinanti tak kunjung datang jua?
Wahai kawan. Tahukah kau bahwa sesungguhnya betapa rindunya mereka untuk bertemu. Namun, apa hendak dikata jika kau tak mampu menemuinya setiap saat. Oleh sebab itu, berusahalah untuk membuat dirimu begitu dekat melalui do’a dan komunikasi yang kau jalin.
Wahai kawan. Disaat kau panik menghadapi sesuatu dan menceritakannya kepada mereka, sesungguhnya merekalah yang lebih panik dan khawatir akan dirimu. Oleh sebab itu, bukan berarti harus dipendam, hanya saja cobalah untuk menenangkan mereka.
Nah, haruskah kita rindu? Iya. Tentu saja kita harus merindukan mereka. Kasih sayang orang tua takkan pernah putus walau ratusan ribu kilometer memisahkan mereka dan anaknya. Kasih sayang mereka takkan sirna walau mungkin kita sering mengacuhkan mereka. Kasih sayang mereka takkan pernah hilang walau mungkin jarang bersua.
Wahai kawan. Mari berusaha untuk selalu merindukan orang tua dimana pun kita berada. Mari berusaha untuk menyenangkan hati mereka dengan semua cerita yang telah kita lalui. Mari berusaha untuk meluangkan waktu untuk sekedar menanyakan kabar mereka dikala kita sibuk. Mari berusaha untuk selalu mendengar cerita mereka walau mungkin membosankan bagi kalian. Apaah mereka pernah bosan akan ceritamu? Tidak. Sedikitpun mereka takkan bosan. Nah, Selagi Allah masih memberikan waktu, mari memupuk banyak amal untuk orang tua kita. Sebab, kita tak pernah tahu maut akan menjemput. Akankah kita atau mungkin orang tua kita?
“Rindukanlah orang tuamu sebelum rasa rindu tersebut tak
bisa diungkapkan ketika mereka telah pergi”
No comments:
Post a Comment