Friday, March 10, 2017

Keep Writing!



Bisa karena terbiasa

Sekiranya kaliamt di atas terpantri kuat didalam hati saya. Walaupun agak malu untuk mengakuinya, tapi harus diakui jika kualitas tulisan saya mengalami penurunan. Walah, sejak kapan kualitas tulisan saya mencapai level bagus? Hihi. Anggap saja saat ini saya sedang menghibur diri sendiri atau menyemangati diri untuk terus menulis.

Saya masih ingat ketika memulai-mencoba menulis (padahal sekarang masih sering pause untuk menulis hihi). Selalu ada rasa was-was akan kritikan, malu, tidak percaya diri, takut tak disukai, dan segala perasaan negatif lainnya. Akibatnya, saya selalu menahan diri untuk memposting tulisan-tulisan yang tersimpan rapi didalam laptop. Entah kenapa, saya lebih memilih untuk mendiamkan mereka ketimbang menunjukkannya kepada orang lain. Mungkin, saya terlalu terbenam akan semua prasangka buruk yang hadir dari berbagai penjuru. Hingga suatu hari, saya iseng menanyai salah seorang teman? Yang begitu semangat untuk menulis. Hampir semua tulisannya saya baca. (Lain kali saya akan bahas mengenai beliau, hihi)

Saat itu, entah keberanian darimana saya pun mencoba untuk curhat atas kegalauan yang sedang dialami. Bukannya mendapatkan jawaban yang bikin adem, saya malah diberi pernyataan yang sedikit membuat down. Eits, tapi tenang saja, hal tersebut berlangsung lama sebab saya melihatnya dari sisi positif, sehingga pernyataan tersebut malah menjadi motivasi saya untuk mulai menulis-mengetik? Hihi.

“Ya udah, nggak usah menulis.”
 Saya rasa kalian bisa merasakan bagaimana perasaan saya saat itu ketika menerima jawaban yang demikian. Benar-benar ngena pas dihati saya yang begitu lemah hihi. Tapi, untung saja,” si mas” melanjutkan jawabannya dengan kalimat-kalimat yang begitu membakar semangat saya untuk mencoba melakukan terobosan terbaru. Saya masih ingat bagaimana malunya saya akan diri sendiri yang tak mampu mengendalikan rasa malu, tidak percaya diri, takut dikritik dan kegalauan tak berguna lainnya. Terima kasih atas “tamparannya” mas.
 Wahai saudaraku, mencoba dan berusaha itu penting untuk mengupgrade diri sendiri. Jika kita terlalu nyaman dengan zona yang sudah didiami hingga tidak berusaha untuk bergerak, maka akan akan kemungkinan kita tak bisa maju-maju. Kemajuan tersebut hanya dapat dicapai jikalau kita telah melewati berbagai rintangan dan hambatan, namun kita mampu bangkit dan memaknai hikmah dibalik semua rintangan tersebut. Begitu pula dengan menulis, jika awalnya kita merasa begitu banyak kekurangan dalam tulisan kita, tetap lanjutkan. Jangan berhenti pada titik “salah dan kekurangan” tersebut. Tahukah kau bahwa sesuatu yang sempurna dicapai karena berawal dari kesalahan-kesalahan yang lama kelamaan diperbaiki hingga mencapai standar sempurana yang kita tetapkan. Mungkin, selama ini tak kita sadari bahwa perbaikan yang dimaksud bisa dengan sendirinya terjadi tanpa harus ditelaah secara mendalam akan kesalahan tersebut. Namun, jika kita berhenti dikala tulisan kita mencapai level baik, maka percayalah bahwa ketika kau memulainya lagi suatu saat, kualitas tulisan kita bukannya meningkat malah “mungkin” menurun atau bahkan dimulai dari titik terbawah lagi (seperti yang saya alami sekarang hihi). Oleh karena itu, teruslah tekuni hobi menulismu hingga kau mencapai titik “puas” yang telah ditetapkan. Jika berhenti sesaat, maka percayalah bahwa rasa malas pun akan bergelantungan begitu kuat kepada dirimu.

No comments:

Post a Comment