Bagaimana harus mengenalnya?

Jika tak kenal, maka kenalan. Benarkan? Berawal dari kenalan, makin lama makin dekat. Tapi susah juga untuk jaga hati ya. Apalagi jika sampai baper alias kebawa perasaan.

"Eh dia baik banget. Jangan-jangan..."

Okeoke. Pembahasannya bukan kesana. 

Untuk mengetahui sifat, kebiasaan ataupun watak seseorang tidak bisa dengan sekedar "sekali lalu" alias sekilas saja. Mungkin, kita cuma pernah jumpa sekali, lantas kita bilang dia cuek banget. Trus tanpa sengaja mulut kita nggak terkontrol hingga tertransfer ke orang lain. Then you know what happend.

"Dia cuek."

Kasus sebaliknya juga bisa terjadi. Maka, untuk mengenal seseotang dengan baik, kita musti menjalin hubungan lama dengannya. Bahkan kalau bisa everytime kita bersama dia sehingga kita tahu bahkan hingga ke akarnya. Eits. Lebay. So, menikahlah. Eh kok pergi kesana ya. Hihihi

Eits. Tapi menikah adalah jalan terbaik untuk mendalami sifat seseorang. Bahkan sifat dia yang dulu tak pernah tampak bahkan muncul one by one. Kecewa? Jangan dong. 

Ketahuilah, mengenal saja tak cukup. Menerima juga menjadi alasan agar mampu saling menguatkan. Aseek. Sok tau padahal belum nikah hihih

Akan tetapi, kadang hal ini menjadi salah satu permasalahan loh. Berdasarkan buku yang saya baca, kadang pasangan mengeluhkan sifat pasangannya yang telah berubah setelah menikah. Semua diluar ekspektasi. 

Terima, nasehati jika salah, perbaiki dan lakukan penyesuain. And ingat, menikah ibadah terpanjang. Hohoho

"Tapi, seperti apa dia sekarang bukankah sudah mencerminkan bagaimana dia esok?"

"Hmm setiap orang bisa berubah sesuai pengalaman hidup yang dia lalui. Bisa jadi orang yang kita kenal kemarin merupakan orang yang angkuh, keras kepala, sok, and suatu hari berbanding terbalik 180°."

"Faktakah?"

"Tentu. Hal ini pernah dialami salah seorang senior berawal dari pengalaman hidupnya."

Nah kira-kira seperti itulah. Now, si senior sudah mampu mengontrol dirinya and have a boy baby. Hehe