WORLDCOM
1. Profil
Perusahaan
WorldCom merupakan
perusahaan penyedia layanan telepon jarak jauh yang didirikan oleh Bernard
Ebbers di tahun 1983. Tahun 1989 WorldCom
terdaftar dalam bursa efek di Amerika dengan Bernard Ebbers sebagai CEO. WorldCom merupakan perusahaan
telekomunikasi yang menyediakan berbagai macamproduk di seluruh dunia seperti
data, Internet, komunikasi telepon, layanan teleconfrencemelalui video, sampai
penjualan kartu telepon prabayar untuk sambungan internasional.Perusahaan
dengan kode saham Wcom di bursa Nasdaq ini memiliki 73.000 pegawai yangtersebar
di seluruh dunia. Sebanyak 8.300 di antaranya adalah pegawai yang tinggal
diEropa, Timur Tengah, dan Afrika.
WorldCom berkembang pesat pada
tahun1990-an sehingga menjadi salah satu perusahaan terbesar dalam industri
telekomunikasi dengan mengakuisisi
beberapa perusahaan. Perubahan pada peraturan industri merupakan katalis yang utama untuk
pertumbuhan WorldCom. UUTelekomunikasi pada tahun 1996 memungkinkan penyedia layanan
telepon jarak jauh untuk masuk ke pasar layanan telepon lokal dan jasa
telekomunikasi lainnya,seperti layanan Internet.Seperti banyak pemain di
industri telekomunikasi,WorldCom beralih akuisisi untuk memperluas pasar
tersebut.
Pendapatan WorldCom tumbuh dengan cepat sejak
memulai akuisisi ini. Antara kuartal pertama tahun 1994 dan kuartal
ketiga tahun 1999.Dari tahun ketahun pertumbuhan
pendapatan WorldCom lebih dari 50 persendalam 16 quarter dari total 23 quarter, sedangkan tingkat pertumbuhan
kurang dari 20 persen dari 4 quartal. Harga saham WorldCom mengalami pertumbuhan pesat, dari
$8,17 pada awal Januari 1994 sampai $ 47,91 pada akhir September 1999 (disesuaikan
stock split). Kinerja saham perusahaan
telah melebihi para pesaingterbesar industri sejenis seperti AT&T dan Sprint.
Perusahaan yang bergabung atau dibeli oleh WorldCom adalah Advanced
Communications Corp pada tahun 1992, Metromedia Communication Corp pada tahun
1993, Resurgens Communications Group pada tahun 1993, IDB Communications Group,
Inc pada tahun 1994, Williams Technology Group, Inc pada tahun 1995, dan MFS
Communications Company pada tahun 1996.
Akuisisi MFS termasuk UUNET Technologies, Inc, yang telah diakuisisi
oleh MFS lama sebelum merger dengan WorldCom.Pada februari 1998, WorldCom
melakukan pembelian online CompuServe yang merupakan pelopor dari perusahaan
induk Blok H & R nya.WorldCom kemudian mempertahankan Compuserve. Divisi
Layanan Jaringan, menjual layanan online untuk America Online dan menerima pembagian
jaringan AOL & ANS. Pada tanggal 10 November 1997, WorldCom dan MCI
Communications mengumumkan merger senilai $37 milyar untuk membentuk MCI
WorldCom, sehingga hal ini menjadi merger terbesar dalam sejarah Amerika
Serikat.
Pada Juni 1999 dengan saham WorldCom diperdagangkan pada $64, ia menjadi
miliuner dan WorldCom menjadi favorit ekonomi baru. WorldCom sebagai salah satu
perusahaan terbesar yang menangani lalulintas data Internet di seluruh dunia.
Tahun 2001, pendapatnya meningkat hingga $392 milyar hingga akhirnya
menempatkan WorldCom pada posisi ke 42 dari 500 perusahan lainnya menurut versi
majah Fortune. Pencapaian ini merupakan keberhasilan terbaik yang diraih
WorldCom. Hal inilah yang mendasari kepercayaan publik terhadap saham WolrdCom.
2.
Tantangan Saat Akuisisi
Pada tahun 1998
Amerika mengalami resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur
internet berkurang drastis. Hal ini berimbas pada pendapatan WorldCom yang
menurun drastis sehingga pendapatan ini jauh dari yang diharapkan. Padahal
untuk biaya akuisisi dan untuk membiayai investasi infrastruktur Worldcom
menggunakan sumber pendanaan dari luar atau utang. Selain itu, merger dan
akuisisi yang signifikan juga menghadirkan tantangan manjerial yang signifikan,
setidaknya dalam dua area.
Pertama, manajemen
harus menghadapi tantangan untuk mengintegrasikan organisasi yang lama dan yang
baru menjadi sebuah kesatuan bisnis yang berfungsi dengan lancar. Hal ini
merupakan proses yang menyita waktu serta melibatkan perencanaan yang matang
dan perhatian yang bayak dari manajerial senior agar proses akuisisi itu dapat
meningkatkan nilai perusahaan bagi para pemegang saham dan para pemegang
kepentingan lainnya. Proses akuisisi yang terjadi selang beberapa tahun dan
diantaranya merupakan perusahaan besar membuat manajemen WorldCom menghadapi
sebuah tantangan yang sangat besar.
Kedua, persyaratan
untuk memperhitungkan aspek-aspek keuangan dari akuisisi. Integrasi keuangan
yang lengkap dari perusahaan yang diakuisisi harus diselesaikan, termasuk
laporan aset, utang, goodwill, dan sejumlah faktor penting lainnya yang
berhubungan dengan keuangan. Semua ini harus diselesaikan melalui penerapan
praktik-praktik akuntansi yang diterima umum (generally accepted accounting
practices-GAAP).
Proses akuisisi
yang demikian tidak terselesaikan dengan baik oleh WorldCom. Manajemen sebagai
pihak yang berperan menjalankan perusahaan mengalami kesulitan ketika melakukan
proses integrasi saat akusisi terjadi. Upaya WorldCom untuk mengintegrasikan
MCI menjadi bukti bahwa beberapa area tidak ditangani dengan baik oleh para
manajer senior. Ebbers tampaknya merupakan eksekutif yang tidak terlalu peduli
yang “kurang memberikan perhatian pada rincian operasi”. Sebagai contoh
pelayanan pelanggan yang memburuk. Sebuah layanan pelanggan tidak dihapuskan
dengan baik, dan ketika pelanggan menghubungi layanan pelanggan, ia diberitahu
bahwa ia bukanlah pelanggan. Akhirnya, perwakilan WorldCom memberitahukan
kepadanya bahwa bila ia adalah pelanggan, ia menelpon kantor yang salah karena
kantor yang ia hubungi itu hanya menangani akun-akun MCI. Pelanggan yang malang
itu terjerat dalam “masalah yang muncul akibat akuisisi-akuisisi WorldCom.
Meskipun perusahaan
sangat berbakat dalam membeli pesaing-pesaingnya, WorldCom tidak siap untuk
menggabungkannya. Lusinan sistem komputer yang saling bertentangan tetap ada,
sistem-sistem lokal bersifat repetitif dan gagal bekerja bersama dengan baik,
dan sistem penagihan tidak terkoordinasi. Integrasi yang buruk terhadap
perusahaan-perusahaan yang diakuisisi juga menyebabkan banyak masalah
organisasional, diantaranya:
1. Manajer-manajer
senior kurang mampu mengembangkan pola pikir yang kooperatif diantara berbagai
unit WorldCom.
2. Pertentangan
antarunit dibiarkan terjadi sehingga melemahkan pengembanganjaringan pengiriman
layanan terpadu.
3. WorldCom
menutup tiga pusat layanan teknis MCI yang penting yang memberikan kontribusi
terhadap pemeliharaan jaringan dan membuka dua belas pusat layanan lain yang
berbeda yang dalam kata-kata seorang insinyur, bersifat duplikatif dan tidak
efisien.
4. Perusahaan
provider telekomunikasi lokal yang kompetitif (competitive local exchange carriers- clercs) adalah mimpi buruk
manajerial yang lain. WorldCom mengakuisisi clercs dalam jumlah besar untuk menyediakan
layanan lokal. Menurut seorang petingginya “Model WorldCom terdiri dari begitu
banyak clercs yang sia-sia, semua kapasitasnya mahal dan benar-benar tidak
dimanfaatkan secara maksimal. Semua ini berlebihan sampai harus membayar mahal
untuk mendapatkannya.
3.
Skandal WorldCom
Pada awal tahun 2000 perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai
mengalami kemerosotan yang disebabkan oleh pendapatan mengalami penurunan dan
utang semakin banyak. Nilai saham juga terus mengalami penurunan. Nilai pasar
saham perusahaan Worldcom turun dari sekitar 150 milyar dollar (januari 2000)
menjadi hanya sekitar $150 juta (1 juli 2002). Melihat kondisi tersebut Bernard
Ebbers sebagai CEO, Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor
senior memutuskan mengambil langkah keluar dengan cara mengubah laporan
keuangan. Pihak manajemen berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi untuk
menghindari berita buruk tersebut.
Ada dua cara yang mereka tempuh. Pertama, perusahaan membukukan ‘line
cost‘ sebagai pemasukan, padahal pada kenyataannya merupakan pengeluaran. Biaya
jaringan yang telah dibayarkan pihak WorldCom kepada pihak ketiga
dipertanggungjawabkan dengan tidak benar. Dimana biaya jaringan yang seharusnya
dibebankan dalam laporan laba rugi, oleh perusahaan dibebankan ke rekening
modal. Kedua, perusahaan meningkatkan pendapatan dengan entri akun palsu yang
ditulis sebagai “akun pendapatan perusahaan yang tidak teralokasi”. Dana
cadangan untuk beberapa biaya operasional dinaikkan oleh perusahaan. Dengan
praktik ini, WorldCom berhasil memanipulasi keuntungannya sebesar $ 2
M. Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldcom mampu
menaikkan pendapatan atau laba. Worldcom mampu menaikan laba karena akun beban
dicatat lebih rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban
kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi.
WorldCom menggunakan interpretasi liberal terhadap aturan akuntansi
ketika mempersiapkan laporan keuangan. Dalam upaya membuat labanya terlihat
meningkat, dalam satu kuartal WorldCom mengurangi jutaan dolar dalam nilai aset
yang diakuisisinya, sementara pada waktu yang bersamaan, membebankan
biaya-biaya perusahaan yang diperkirakan terjadi di masa depan terhadap laba.
Hasilnya adalah kerugian yang lebih besar dalam kuartal saat ini namun lebih
kecil pada kuartal-kuartal yang akan datang, sehingga gambaran labanya terlihat
meningkat. Akuisisi MCI memberikan WorldCom peluang akuntansi lainnya. Sambil
mengurangi nilai buku beberapa aset MCI sejumlah beberapa juta dolar,
perusahaan meningkatkan nilai goodwil, yaitu aset yang tidak berwujud, seperti
nama merek sebesar jumlah yang sama. Hal ini memungkinkan WorldCom setiap
tahunnya untuk membebankan biaya yang lebih kecil terhadap labanya dengan
menyebarkan beban-beban yang besar ini dalam beberapa tahun. Hasil bersihnya adalah
kemampuan WorldCom untuk memangkas beban-beban tahunan, mengakui seluruh
pendapatan MCI dan meningkatkan laba dari akuisisi.
Para manajer WorldCom juga mengubah asumsi mereka mengenai piutang
dagang,
jumlah utang nasabah terhaddap perusahaan.
Untuk jangka waktu yang cukup panjang, manajemen nmemilih untuk mengacuhkan
daftar para nasabah yang belum membayar dan kemungkinan tidak akan membayar
tagihan dari departemen kredit. Pada area ini, asumsi manajerial memainkan dua
peran penting dalam akuisisi piutang. Peran pertama, asumsi tersebut
berkontribusi terhadap jumlah dana yang dicadangkan untuk menutupi piutang yang
tak tertagih. Semakin rendah asumsi tagihan yang tidak dapat dikumpulkan
perusahaan, maka semakin kecil pula cadangan dana yang disyaratkan. Hasilnya
adalah laba yang lebih tinggi. Peran kedua, jika sebuah perusahaan menjual
piutang kepada pihak ketiga, hal yang
dilakukan WorldCom, maka asumsi tersebut
berkontribusi terhadap jumlah piutang yang tersedia untuk dijual.
Penipuan laporan
keuangan yang dilakukan oleh WorldCom Inc melibatkan seorang auditor ternama
yaitu Arthur Andersen LLC. Akibat adanya pengungkapan skandal tersebut, saham
WorldCom langsung ambruk seketika yang menyebabkan sejumlah perusahaan
sekuritas dan Komisi Bursa Efek menimpakan tuduhan penipuan terhadap WorldCom.
Kehancuran WorldCom sebenarnya juga karena kerapuhan kondisi finansialnya yang
buruk serta keserakahan para manajemen puncak perusahaan. Untuk menutupi
defisit kasnya, manajemen WorldCom memanipulasi laporan keuangan, sehingga
kinerjanya jadi kelihatan baik.
Di samping itu,
penyebab yang sangat tampak terhadap kasus WorldCom itu sendiri adalah adanya
sifat keserakahan pada Bernard J. Ebbers (CEO WorldCom). Hal itu terlihat
ketika meminjam uang perusahaan untuk memborong saham WorldCom (yang
diyakininya akan terus naik) tetapi dalam kenyataanya digunakan untuk
kepentingan pribadinya sendiri sehingga Bernard J. Ebbers tidak bisa
mengembalikan pinjaman tersebut. Keserekahan sang CEO semakin didukung oleh
sistem insentif kompensasi yang keterlaluan. Insentif yang dimaksud adalah
sistem stock option yang mengizinkan eksekutif membeli saham dari perusahan
yang mereka kelola. Sementara Scott D. Sullivan, CFO WorldCom, dengan sengaja
telah memasukkan US$ 3,85 miliar (dari total biaya sewa jaringan yang pada 2001
saja mencapai US$ 8,12 miliar) ke pos yang tak seharusnya. Akibatnya, Investor
publik dan kreditor telanjur kehilangan dana besar, sekaligus makin memupuskan
kepercayaan publik.
4.
Pihak yang Terlibat
Bernard
Ebbers (CEO)
Bernard Ebbers
adalah sosok lelaki yang disukai orang banyak. Dia adalah seorang eksekutif
senior yang bersemangat dan menyenangkan. Semangatnya itu ditunjukkan dalam
optimismenya untuk mengembangkan WorldCom walaupun krisis yang melanda cukup
besar. Awalnya, pada tahun 1983 persisnya di kedai kopi di Hattiesburg,
Mississipi, Tn. Ebbers pertama kali membantu membuat konsep bisnis yang kelak
akan menjadi WorldCom. Namun siapa sangka, hasrat Bernie Ebbers untuk kreasi
perusahaannya membebaninya sampai pada masalah saham biasa. Melalui opsi saham
yang murah hati dan pembelian Ebbers, kepemilikan WorldCom terus berkembang.
Namun pada saat nilai saham WorldCom turun dan Bernie menghaddapi margin
call (permintaan untuk memberikan lebih banyak jaminan atas pinjaman yang
beredar) pada beberapa pembelinya, ia menghadapi dilema yang sulit karena aset
pribadinya tidak cukup untuk memenuhi margin call tersebut. Sehingga
untuk memenuhi margin call tersebut ia mengajukan pinjaman kepada
perusahaan. Pinjaman Ebbers ini sangat mencengangkan karena merupakan pinjaman yang
terbesar dalam sejarah yang pernah dipinjamkan oleh perusahaan terbuka kepada
pejabatnya.
Cynthia
Cooper (Auditor Internal)
Cynthia Cooper
adalah seoarang penduduk asli Clinton, Mississipi, di mana kantor pusat
WorldCom berada. Cynthia Cooper pada saat itu menjabat sebagai Vice President
dalam divisi Internal Audit WorldCom. Cooper bersama beberapa rekannya
membentuk sebuah tim kecil untuk melakukan investigasi. Mereka harus mengaudit
keuangan pada malam hari secara sembunyi-sembunyi supaya tidak diketahui atasan
untuk mencari kebenaran. Ternyata perjuangan mereka ini tidaklah sia-sia. Pada
bulan Mei mereka berhasil menemukan sebuah penyimpangan pada laporan keuangan
perusahaan. Atas hasil temuan mereka itu, Cooper berusaha untuk menayakan hal
itu kepada kantor akuntan publik perusahaan, Arthure Andersen. Mereka
menolaknya, maka Nn. Cooper lalu memutuskan menghubungi kepala komite audit
mengenai penemuan tersebut. Tindakan ini menempatkan Cooper dalam konflik
langsung dengan bosnya Sullivan yang akhirnya mengalah. Namun, keesokan harinya
Sullivan memperingati Cooper untuk menjauh dari persoalan itu. Tetapi karena
keteguhan hantinya, dan didorong oleh fakta bahwa reputasi Andersen telah
ternoda oleh kasus Enron dan bahwa SEC sedang menginvestigasi WorldCom, Cooper
memeutuskan untuk melanjutkan penyelidikanya. Karena itu, pada tanggal 20 Juni
diselenggarakan rapat komite audit dewan direksi untuk mendengarkan Cooper dan
Sullivan. Pada pertemuan itu sang CFO berusaha menjelaskan strategi akuntasi
yang dilakukannya dan berusaha mendapat dukungan dari para dewan, namun gagal.
Pada tanggal 24 Juni, komite audit meminta Sullivan dan Myers untuk
mengundurkan diri sebelum rapat dewan direksi hari berikutnya jika tidak ingin
diberhentikan. Jadi karena keberania untuk membongkar kasus ini maka pada
tanggal 21 Desember 2002, Cynthia Cooper dinobatkan menjadi salah satu dari
tiga “Person of The Year” oleh majalah Time.
Scott
D. Sullivan (CFO)
Scott D. Sullivan
adalah Chief Financial Officer (Kepala Keuangan) di WorldCom. Scott
adalah orang yang secara diam-diam memindahkan $400 juta sebagai akun cadangan
yang dipersiapkan sebagai suatu hedge (lindung nilai) terhadap kerugian
pendapatan yang telah diantisipasi. Sullivan tidak pernah mengkonsultasikan
penyajian beban kepada Arthur Enderson. Karena itu, pada tanggal 20 Juni
diselenggarakan rapat komite audit dewan direksi untuk mendengarkan Cooper dan
Sullivan. Pada pertemuan itu sang CFO berusaha menjelaskan strategi akuntasi
yang dilakukan dia dan berusaha mendapat dukungan dari para dewan, namun gagal.
Sehingga, pada tanggal 24 Juni, komite audit meminta Sullivan dan Myers untuk
mengundurkan diri sebelum rapat dewan direksi hari berikutnya jika tidak ingin
diberhentikan. Sullivan enggan mengundurkan diri, sehingga dipecat.
David
Myers (Controller)
David Myers adalah seorang petinggi di KAP
Arthur Enderson. Selain itu, dia juga
merupakan Senior Vice President dan
Controller di WorldCom. David Myers dianggap melanggar independensi karena
posisinya merangkap jabatan sebagai auditor. David Myers juga bersama Sullivan
merancang skema dengan menempatkan pengeluaran perusahaan yang seharusnya dalam
pos biaya ke dalam pos pengeluaran modal. Hal ini membuat perusahaan bisa
mencatatkan perolehan laba yang tinggi, walaupun kenyataannya tidak.
Arthur
Enderson (External Auditor)
Arthur Andersen adalah kantor akuntan publik
yang bertugas mengaudit WorldCom.
Dalam melaksanakan tugasnya, Arthur Enderson
sebagai auditor menyetujui tindakan manipulasi yang dilakukan dalam perusahaan
WorldCom. Karena itu Arthur Enderson dianggap tidak memiliki integritas dalam
praktik audit sehingga kecurangan yang dilakukan tidak diungkapkan dalam opini
auditor.
5.
Analisis
atas Kasus WorldCom
WorldCom telah melakukan
berbagai pelanggaran guna memperlihatkan
kepada publik terutama para pemegang saham bahwa kinerja perusahaan baik.
Padahal pada kenyataannya pendapatan perusahaan mengalami penurunan apalagi
saat terjadinya resesi ekonomi pada tahun 2000. Hal ini menjadi alasan terbesar
bagi perusahaan untuk melakukan praktik-praktik akuntansi yang tidak benar demi
menutupi kemerosotan yang terjadi. Hal
mengejutkan dari kasus ini bahwa para manajemen puncak berperan sebagai pemain
inti dalam pelanggaran yang terjadi.
Pelanggaran yang dilakukan
oleh Manajemen Puncak WorldCom sebegai berikut:
o
Penggelembungan
tersebut terjadi karena adanya praktik akuntansi yang keliru dan manipulasi
laporan keuangan oleh pihak manajemen puncak perusahaan.
o
Biaya
jaringan yang telah dibayarkan pihak worldcom kepada pihak ketiga
dipertanggungjawabkan dengan tidak benar. Dimana biaya jaringan yang seharusnya
dibebankan dalam laporan laba rugi, oleh perusahaan dibebankan ke rekening
modal. Hal ini mengakibatkan laba periode berjalan menjadi lebih besar dari
laba yang sebenarnya didapat oleh perusahaan. Dengan cara ini worldcom mampu
meningkatkan keuntungannya hingga $ 3.85 M.
o
Dana
cadangan untuk beberapa biaya operasional dinaikkan oleh perusahaan. Dana
cadangan yang sudah terbentuk, nantinya akan dikurangi secara tidak benar oleh
perusahaan untuk memanipulasi jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan pada
periode berjalan.
o Akuntansi yang keliru ini dapat terealisasi karena
dibantu oleh eksternal Arthur Andersen dan staf akuntansi perusahaan tersebut. Sebagai Auditor Eksternal Independen
merupakan pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan
profesionalisme, telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari
tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat dengan tidak melaporkan temuan
audit yang dimanipulasi oleh WorldCom. Arthur Andersen sebagai Auditor
Eksternal Worldcom. Dia menyetujui tindakan manipulasi karena :
-
Tidak
adanya integritas dalam praktik audit Arthur Andersen, sehingga kecurangan yang
dilakukan tidak diungkapkan dalam opini auditor.
-
Adanya
hubungan antara Arthur Andersen dengan Sullivan dan Myers yang merupakan
pekerja di KAP Arthur Andrsen sebelum bergabung dengan WorldCom.
Selain praktik akuntansi yang keliru, CEO
WorldCom(Bernie Ebbers) juga
menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi. Sikap serakah dari eksekutif senior dimana
pada pemerintah Negara Amerika Serikat terdapat kebijakan sistem stock option
yang mengizinkan eksekutif membeli saham dari perusahaan yang mereka kelola.
Hal ini yang mendasari perbuatan Ebbers untuk melakukan peminjaman dengan
jumlah yang cukup fantastis untuk memborong saham perusahaan. Namun, pada
kenyataan digunakan untuk kepentingan pribadi.
Berdasarkan keterangan di atas memperlihatkan bahwa
perusahaan pada dasarnya tidak mampu
menerapkan tata kelolaperusahaan yang baik. Hal ini tercermin dari tidak
bertanggungjawabnya pihak-pihak yang paling berpengaruh di perusahaan. Mereka
lebih memilih jalan pintas untuk mempertahankan perusahaan dengan memanipulasi
laporan keuangan demi mengelabui para pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya. Akibatnya, terjadi kerugian
yang sangat bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini
berdampak terhadap semakin menurunnya kepercayaan publik terhadap
perusahaan-perusahaan besar sebagai lanjutan dari rentetan runtuhnya beberapa
perusahaan sebelum WolrdCom.
Prinsip tata kelola perusahaan yang dilanggar adalah
sebagai berikut :
1.
Transparansi
WorldCom terbukti menutupi kebenaran dari kondisi
perusahaan yang sebenanrnya terhadap para pengguna laporan keuangan. Perusahaan
telah mengelabui para pengguna laporan keuangan dengan memberikan informasi
keuangan yang palsu. Alhasil, perusahaan tampak memiliki keutungan yang besar
padahal pada kenyataannya perusahaan mengalami kerugian.
2.
Akuntabilitas
Pihak-pihak yang terlibat sama sekali tidak melaksanakan
fungsinya secara semestinya. Bahkan, skandal ini telah melibatkan CEO-nya yakni
Bernard Ebbers dan Scott
D. Sullivan selaku CFO. Ebbers terbukti telah menggunakan pinjaman dari
perusahaan untuk kepentingan pribadinya, sementara Sullivan telah melalaikan
tugasnya dalam menelaah secara benar informasi yang ada dalam laporan keuangan.
3.
Tanggung
Jawab
Pihak-pihak dalam perusahaan seccara nyata
tidak melaksanakan tanggung jawabnya secara tepat. Hal ini terlihat dari
aktivitas manajemen yang menyusun laporan keuangan tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Sehingga informasi yang tertera menyesatkan para pengguna
laporan keuangan.
4.
Independensi
Sikap tidak independen terlihat saat
perusahaan menggunakan jasa Arthur Endersen selaku auditor eksternal. Padahal
Sullivan dan Myers merupakan pekerja di KAP Arthur Andrsen sebelum bergabung
dengan WorldCom. Sehingga, sikap independesi Arthur sangat diragukan saat
menjalankan fungsi auditnya.
Selain itu, hal dasar penyebab terjadinya berbagai
pelanggaran yang dilakukan manajemen puncak dikarenakan tidak terpenuhinya kode
etik para akuntan publik. Tanggung
jawab profesi akuntan publik tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau
pemberi kerja. Ketika bertindak untuk kepentingan publik, setiap akuntan harus
mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang
telah disusun oleh AICPA (American
Institute of Certified Public Accountants. Kode etik profesi merupakan
suatu prinsip moral dan pelaksanaan aturan-aturan yang memberi pedoman dalam
berhubungan dengan klien, masyarakat, anggota sesama profesi serta pihak yang
berkepentingan lainnya. Kode etik profesi diharapkan 41 dapat membantu para
akuntan publik untuk mencapai mutu pemeriksaan yang diharapkan
Berdasarkan kasus di
atas maka berikut beberapa pelanggaran kode etik yang telah terjadi :
o
Aturan independensi
Aturan yang
mengatur independensi (Seksi 101) berbunyi: “Seorang anggota yang berpraktik
public harus bersikap independen dalam melaksanakan jasa professional
sebagaimana disyaratkan oleh standar resmi yang diumumkan oleh badan badan yang
ditunjuk dewan”. Salah satu indikator independensi yang dimaksud berupa tidak
adanya hubungan atau kepentingan baik secara langsung atau tidak langsung
selama periode perjanjian dengan klien. Sementara itu, faktanya menunjukkan
bahwa adanya hubungan antara Arthur Andersen LLC selaku auditor eksternal
dengan Sullivan dan Myers yang merupakan pekerja di KAP Arthur Andersen LLC
sebelum bergabung dengan WorldCom.
o Integritas dan objektivitas
Seksi 102 mengutarakan bahwa dalam setiap pelaksanaan jasa profesional,
anggota harus mempertahankan objektivitas dan integritas, bebas dari benturan
kepentingan, dan tidak boleh secara sengaja menyalahartikan fakta atau
memberikan pendapatnya kepada pihak lain. Dalam
kasus ini WorldCom pernah menerbitkan laporan keuangan yang bukan hasil actual
yang terjadi dan menunjukkan laba yang besar agar terlihat bagus oleh klien dan
pasar. Pihak auditor Eksternal mengetahui hal tersebut, akan tetapi dibiarkan
saja.
o Kepatuhan terhadap standar
Seksi 202
menyatakan bahwa anggota yang melakukan audit, review, kompilasi, konsultasi
manajemen, pajak, atau layanan profesional lainnya harus mematuhi standar yang
diumumkan oleh badan-badan yang ditunjuk oleh
Dewan. Dalam hal ini, standar yang menjadi pedomannya berupa Financial Accounting Standard Board
(FASB). Namun, faktanya Arthur Andersen melalaikan standar yang disyaratkan
oleh FASB hingga mereka tidak mengungkapkan penggelembungan pendapatan yang
dilakukan oleh WorldCom.
o
Tanggung
Jawab
Seksi 300
menyatakan bahwa auditor harus bertanggung jawab untuk menawarkan layanan yang
kompeten dengan hati-hati. Faktanya, Arthur Andersen tidak bertanggung jawab
secara penuh melaksanakan tugasnya dalam memberikan informasi terpercaya kepada
para pengguna laporan keuangan. Selain itu, Arthur juga bekerjasama dengan
WorldCom demi keuntungan pribadi.
6.
Akhir Kasus WorldCom
Pada akhir tahun
2000 Worldcom mengumumkan memberhentikan 17.000 karyawan dari total 85.000
karyawan dikarenakan industri telekomunikasi memasuki masa krisis. Kemerosotan disebabkan
oleh pendapatan yang mengalami penurunan
dan utang semakin banyak. Nilai saham juga terus mengalami penurunan. Sehingga, para pegawai Worldcom yang
mempunyai saham perusahaan sebagai bagian dari dana pensiun mereka juga
mengalami kerugian. Sekitar 32 % atau $642,3 juta dana pensiun mereka
berupa saham. Hal
ini merupakan awal dari penampakan kemunduran WorldCom.
Pada tahun 2002, sebuah tim audit
internal yang dibentuk Cooper bekerja secara rahasia, menyelidiki dan menggali
kemana alokasi dana perusahaan yang hilang sebesar $ 3,8 milyar. Hingga pada
akhirnya, mereka menemukan jawabannya bawa dana perusahaan tersebut telah
diselewengkan oleh CEO dan rekan-rekan kerjanya untuk memperkaya diri mereka sendiri
diluar standar pendapatan seharusnya. Segera kemudian komite audit perusahaan
dan dewan direksi diberitahu oleh para audit mengenai masalah penipuan
akuntansi ini. Tidak lama kemudian, mereka segera memanggil dan memecat CFO
Scott Sullivan.
25
Juni 2002, saham Worldcom dari $64,5 pada pertengahan 1999 menjadi kurang dari
$2 per saham dan
turun lagi hingga kurang dari $1 yang akhirnya nilai sahamnya kurang dari 1
sen. 21
Juli 2002, Worldcom mengikuti program proteksi kebangkrutan sementara dari
departemen kehakiman Amerika serikat. Worldcom melaporkan aset sebesar $103
milyar dengan total utang $41 milyar. Kebangkrutan Worldcom merupakan
kebangkrutan yang paling besar di Amerika Serikat.
15 Maret 2005 Bernard Ebbers
dinyatakan bersalah dari semua tuduhan, karena telah terbukti melakukan
kecurangan, konspirasi dan pengajuan dokumen palsu dengan regulator-semua
terkait dengan skandal akuntansi AS $ 11 miliar di perusahaan telekomunikasi
yang dia dirikan. Dia dijatuhi hukuman 25 tahun penjara.Pejabat WorldCom
lainnya seperti mantan CFO Scott Sullivan dituntut dengan hukuman pidana dalam
kaitannya pada tanggal 2 Maret 2004 untuk tuduhan penipuan sekuritas,
konspirasi dan mengajukan laporan palsu. Sedangkan mantan pengawas keuangan
David Myers juga telah mengaku bersalah atas penipuan sekuritas, konspirasi
untuk melakukan penipuan sekuritas, dan mengajukan laporan palsu pada tanggal
27 September, 2002. Mantan direktur akuntansi Buford Yates juga telah mengaku
bersalah atas konspirasi dan tuduhan penipuan pada 7 Oktober , 2002.
Mantan-mantan manajer akuntansi Betty Vinson dan Troy Normand juga mengaku
bersalah atas konspirasi dan penipuan sekuritas pada tanggal 10 Oktober 2002.
Pada tahun 2004
Worldcom berubah nama mnjadi MCI, dan CEO Worldcom diganti dari Ebbers menjadi
john Sidgemore. Pada 13 Juli 2005
Bernard Ebbers menerima hukuman yang akan membuat dia dipenjara selama 25
tahun. Pada saat vonis dijatuhkan, Ebbers telah berusia 63 tahun.Pada tanggal
26 September 2006, Ebbers menyerahkan diri ke Biro Penjara Federal penjara di
Oakdale, Louisiana, Federal Lembaga Pemasyarakatan Oakdale untuk mulai
menjalani hukuman.
7.
Kesimpulan
Penipuan laporan keuangan yang
dilakukan oleh WorldCom Inc, yaitu perusahaan raksasa dalam bidang
telekomunikasi dan salah satu penyedia layanan Internet (ISP) terbesar di dunia
ini melibatkan seorang auditor ternama yaitu Arthur Andersen LLC. Akibat adanya
pengungkapan skandal tersebut, saham WorldCom langsung ambruk seketika yang
menyebabkan sejumlah perusahaan sekuritas dan Komisi Bursa Efek menimpakan
tuduhan penipuan terhadap WorldCom.
Kehancuran WorldCom sebenarnya juga
karena kerapuhan kondisi finansialnya yang buruk. Untuk menutupi defisit
kasnya, manajemen WorldCom memanipulasi laporan keuangan, sehingga kinerjanya
jadi kelihatan baik. Cara yang sebenarnya terbilang elementer tapi
ditutup-tutupi oleh auditor eksternal perusahaan itu, Arthur Andersen LLC.
Penyebab lain terhadap kasus WorldCom
itu sendiri adalah adanya sifat keserakahan pada Bernard J. Ebbers (CEO
WorldCom) hal itu terlihat ketika meminjam uang perusahaan untuk memborong
saham WorldCom (yang diyakininya akan terus naik) tetapi dalam kenyataanya
digunakan untuk kepentingan pribadinya sendiri sehingga Bernard J. Ebbers tidak
bias mengembalikan pinjaman tersebut. Selanjutnya, Scott D. Sullivan, CFO
WorldCom yang dengan sengaja telah memasukkan US$ 3,85 miliar (dari total biaya
sewa jaringan yang pada 2001 saja mencapai US$ 8,12 miliar) ke pos yang tak
seharusnya.
Lebih lanjut, keserakahan eksekutif
senior juga didukung oleh sistem insentif kompensasi yang keterlaluan. Insentif
yang dimaksud adalah sistem stock option yang mengizinkan eksekutif membeli
saham dari perusahan yang mereka kelola. Selanjutnya, kegagalan terjadi karena
kurangnya independensi akuntan dan analis keuangan. Ketidak akuratan dari
data-data keuangan sering kali juga tidak ”tertangkap” oleh tim audit.
8.
Saran
Adapun saran bagi perusahaan tersebut
adalah sebagai berikut :
Auditor
Eksternal seharusnya bersikap independen sehingga tidak kehilangan
objektifitasnya dalam mengaudit laporan keuangan dan mengevalusi metode
perusahaan yang diauditnya.
Seharusnya
Komite Audit mengawasi Dewan Direksi agar tidak terjadi lagi kecerobohan
seperti meminjamkan uang kepada CEO Bernard Ebbers yang mengakibatkan keuangan
perusahaan memburuk.
Sebaiknya
perusahaan WorldCom membuat standarisasi tambahan selain kode etik yang sudah
berlaku bagi Auditor maupun Akuntan perusahaan agar Staff Akuntansi maupun
Auditor dapat bekerja dengan professional dan dapat menghormati profesinya.
Sehingga dapat menjalankan tugas sesuai prosedur.
REFERENSI
Berbagai sumber, kebanyakan dari blog. Sorry I forgot to save the souces of references
KABAR BAIK!!!
ReplyDeleteNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.
ReplyDeleteSaya selalu berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan peminjam yang meminjamkan uang tanpa membayar terlebih dahulu.
Jika Anda mencari pinjaman, perusahaan ini adalah semua yang Anda butuhkan. setiap perusahaan yang meminta Anda untuk biaya pendaftaran lari dari mereka.
saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah SUZAN INVESTMENT COMPANY. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir Rp15 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.
Pembayaran yang fleksibel,
Suku bunga rendah,
Layanan berkualitas,
Komisi Tinggi jika Anda memperkenalkan pelanggan
Hubungi perusahaan: (Suzaninvestment@gmail.com)
Email pribadi saya: (Ammisha1213@gmail.com)
ReplyDeleteNOBLEQQ MERUPAKAN Situs Poker Online TERBAIK DENGAN WINRATE TERTINGGI SE ASIA WA :+85510903838
https://nobleqq.live
terimakasih ya
ReplyDelete