Manusia diberi kelebihan berupa akal dan nafsu oleh Allah
SWT. Akal yang digunakan untuk berpikir dan nafsu yang digunakan untuk menilai
sesuatu secara manusiawi. Berhubungan dengan hal ini, kita selaku manusia
kerapkali begitu susah untuk mengendalikan nafsu. Bahkan yang lebih parah,
nafsulah yang mengendalikan kita.
Astaqfirullah. Betapa malunya kita kepada makhluk Allah yang lain, seperti
hewan yang hanya memiliki nafsu dan insting. Jangan sampai hal ini terjadi
terhadap diriku, kamu, dan kita semua.
Salah satu contoh sederhana bahwa kita tak bisa
mengendalikan nafsu berupa ketidakpuasaan ketika memperoleh sesuatu. Itulah sifat
manusia walau tidak semua orang mengalaminya. Namun, sebagian besar dari kita
pernah mengalaminya. Aku pun demikian. Kita tidak pernah atau jarang bersyukur
atas apa yang telah diberikan Allah hingga saat ini. Kita selalu membanding-bandingkan
diri kita dengan orang lain. Ketika kita kesusahan, kita melihat orang yang
selalu hidup enak. Padahal, bisa saja ada orang yang lebih susah ketimbang
kita. Ketika mendapatkan rezeki, kita menilai bahwa rezeki yang diperoleh tidak
akan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ketika mendapatkan suatu musibah, kita
menilai bahwa kenapa harus kita yang mengalaminya. Kita juga sering mengeluh
dalam menjalani kehidupan karena tidak sesuai dengan pemikiran dan bayangan
kita.
Hidup memang tak selalu bahagia. Inilah romansa kehidupan
yang harus dinikmati bukan disesali. Percayalah bahwa apa yang ditimpakan Allah
kepada kita, karena Allah masih sayang kepada kita. Allah masih peduli kepada
kita, sehingga memberikan ujian keimanan kepada kita semua. Kadar keimanan
seseorang memang akan terlihat ketika mereka ditimpakan ketidakberuntungan
hidup oleh Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, selalu melihat dari segi
positifnya. Dengan demikian, Allah akan menguatkan dan memberikan yang lebih
baik kelak. Jangan lupa bersyukur ya kawan-kawan.
No comments:
Post a Comment