Tuesday, June 14, 2016

Terima kasih atas ujiannya ya Allah



 Rasa syukur tidak harus diucapkan ketika mendapatkan kebahagian. Adakalanya dikala mendapat ketidakberuntungan kita patut mencoba untuk mensyukurinya, sebab mungkin itulah cara Allah mencintai kita”

Allah menguji hambaNya bukan karena Allah benci, namun karena Allah sayang dan peduli kepada kita. Ujian dari Allah juga sesuai dengan kapasitas kemampuan makhlukNya. Jika kita merasa bahwa ujian yang kita hadapi lebih berat ketimbang orang lain yang jalan hidupnya santai-santai saja, maka percayalah bahwa Allah lebih peduli kepada kita ketimbang orang tersebut. Percayalah bahwa Allah merasa kita sanggup menjalani ujianNya. Sesungguhnya dibalik ujian akan ada hikmah yang kita peroleh. Tahukah kalian bahwa hidup takkan pernah maju, jika kita selalu berprasangka buruk atas semua rencana Allah. Maka, tanamkan sifat husnuzon atas semua ketetapan Allah.

Saya masih ingat ketika ramadhan 4 tahun yang lalu, Allah menguji saya. Di saat teman-teman sudah lulus berbagai universitas favorit, namun saya masih mencoba mengadu nasib kelulusan dengan dengan mengikuti berbagai tes. Saya telah mengalami 7 kegagalan sebelum akhirnya dinyatakan lolos  di Universitas Riau. Saya tetap bersyukur dengan semua kegagalan yang saya terima. Setidaknya, saya melihat dari segi positifnya. Sehingga saya tidak merasa terlalu sedih ketika harus menerima kenyataan ketidaklulusan. Saya yakin bahwa Allah punya rencana yang lebih baik untuk saya ke depannya. Oleh sebab itu, teori “trial and error” pun saya jalankan. Terkesan lucu, tapi daripada tidak mencoba sama sekali. Saya berpikir bahwa ketidaklulusan adalah suatu jalan bagi saya untuk mencoba 1001 kesempatan dan berusaha lebih gigih. Puncaknya, saya mengikuti ujian fase terakhir di Universitas Riau dalam bulan ramdhan tahun 2012. Dalam bulan yang berkah tersebut, saya berharap ini merupakan ronde terakhir saya mengikuti ujian. Berhubung ujian diadakan dibulan suci ramadhan, maka saya memperbanyak ibadah, do’a, usaha, dan harap kepada Allah SWT. Saya manfaatkan momentum tersebut bukan hanya untuk mengharapkan pahala-pahalaNya, namun juga mengharapkan datangnya kata “lolos” ketika menjalani tes. Rupanya Allah Maha Besar, Maha Mendengar, Maha Adil sehingga Dia mengabulkannya. Saya senang luar biasa mendapatkan kabar tersebut. Saya mengucapkan banyak syukur dan bertekad untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Saya yakin bahwa mungkin saja selama ini saya kurang dekat, lalai, acuh atas perintah-perintah Allah, atau ini memang ujian dari Allah untuk melihat kadar keimanan saya. Yaaa bisa jadi ini merupakan cara Allah untuk menaikan level keimanan saya. Bisa jadi ini cara Allah menyayangi saya. Saya percaya bahwa Allah selalu bersama hamba-hambaNya yang berusaha, berdo’a dan berharap hanya kepadaNya.

2016. Ramadhan tahun ini lagi-lagi Allah menguji saya. Tiba-tiba saja hampir seluruh tangan dan kaki saya timbul bintik-bintik merah yang kalau digaruk akan gatal, jadi saya pilih untuk mendiamkannya. Oke. Saya terima ujian ini. Mungkin ada hikmah dibalik semua ini. Sesungguhnya akhir-akhir ini, kerapkali Allah memberi saya ujian berupa penyakit, seperti bell’s pansy, alergi kulit wajah, serta bintik-bintik merah yang entah darimana datangnya. Tapi, penyakit yang paling membuat saya depresi dan terpuruk adalah "Bell's Pansy". Saya akan menceritakannya di lain waktu. hehe

Apapun yang sekarang menimpa saya, tetap saya syukuri. Saya merasa bahwa Allah masih peduli kepada saya. Saya jadikan ini sebagai peringatan dan ujian dari Allah agar saya lebih bersabar dan lebih mesra kepadaNya. Bisa saja, tanpa saya sadari bahwa selama ini saya mulai lalai, atau terselip dosa-dosa lain yang bagi saya kecil, namun besar bagi Allah. Terima kasih atas ujiannya ya Allah. Semoga dibulan yang penuh ampunan ini, Engkau mengampuni semua dosa-dosa hamba, semoga Engkau mengabulkan semua do’a hamba, semoga Engkau selalu menguatkan hamba. 

#Daiwriting#RWC8

No comments:

Post a Comment