“Rasa syukur tidak harus diucapkan ketika
mendapatkan kebahagian. Adakalanya dikala mendapat ketidakberuntungan kita
patut mencoba untuk mensyukurinya, sebab mungkin itulah cara Allah mencintai
kita”
Allah menguji hambaNya bukan
karena Allah benci, namun karena Allah sayang dan peduli kepada kita. Ujian
dari Allah juga sesuai dengan kapasitas kemampuan makhlukNya. Jika kita merasa
bahwa ujian yang kita hadapi lebih berat ketimbang orang lain yang jalan
hidupnya santai-santai saja, maka percayalah bahwa Allah lebih peduli kepada
kita ketimbang orang tersebut. Percayalah bahwa Allah merasa kita sanggup
menjalani ujianNya. Sesungguhnya dibalik ujian akan ada hikmah yang kita
peroleh. Tahukah kalian bahwa hidup takkan pernah maju, jika kita selalu berprasangka
buruk atas semua rencana Allah. Maka, tanamkan sifat husnuzon atas semua
ketetapan Allah.
Saya masih ingat ketika ramadhan
4 tahun yang lalu, Allah menguji saya. Di saat teman-teman sudah lulus berbagai
universitas favorit, namun saya masih mencoba mengadu nasib kelulusan dengan
dengan mengikuti berbagai tes. Saya telah mengalami 7 kegagalan sebelum
akhirnya dinyatakan lolos di Universitas
Riau. Saya tetap bersyukur dengan semua kegagalan yang saya terima. Setidaknya,
saya melihat dari segi positifnya. Sehingga saya tidak merasa terlalu sedih
ketika harus menerima kenyataan ketidaklulusan. Saya yakin bahwa Allah punya
rencana yang lebih baik untuk saya ke depannya. Oleh sebab itu, teori “trial
and error” pun saya jalankan. Terkesan lucu, tapi daripada tidak mencoba
sama sekali. Saya berpikir bahwa ketidaklulusan adalah suatu jalan bagi saya
untuk mencoba 1001 kesempatan dan berusaha lebih gigih. Puncaknya, saya
mengikuti ujian fase terakhir di Universitas Riau dalam bulan ramdhan tahun
2012. Dalam bulan yang berkah tersebut, saya berharap ini merupakan ronde
terakhir saya mengikuti ujian. Berhubung ujian diadakan dibulan suci ramadhan,
maka saya memperbanyak ibadah, do’a, usaha, dan harap kepada Allah SWT. Saya
manfaatkan momentum tersebut bukan hanya untuk mengharapkan pahala-pahalaNya,
namun juga mengharapkan datangnya kata “lolos” ketika menjalani tes. Rupanya Allah
Maha Besar, Maha Mendengar, Maha Adil sehingga Dia mengabulkannya. Saya senang
luar biasa mendapatkan kabar tersebut. Saya mengucapkan banyak syukur dan
bertekad untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Saya yakin bahwa
mungkin saja selama ini saya kurang dekat, lalai, acuh atas perintah-perintah Allah,
atau ini memang ujian dari Allah untuk melihat kadar keimanan saya. Yaaa bisa
jadi ini merupakan cara Allah untuk menaikan level keimanan saya. Bisa jadi ini
cara Allah menyayangi saya. Saya percaya bahwa Allah selalu bersama
hamba-hambaNya yang berusaha, berdo’a dan berharap hanya kepadaNya.
2016. Ramadhan tahun ini
lagi-lagi Allah menguji saya. Tiba-tiba saja hampir seluruh tangan dan kaki
saya timbul bintik-bintik merah yang kalau digaruk akan gatal, jadi saya pilih
untuk mendiamkannya. Oke. Saya terima ujian ini. Mungkin ada hikmah dibalik
semua ini. Sesungguhnya akhir-akhir ini, kerapkali Allah memberi saya ujian
berupa penyakit, seperti bell’s pansy, alergi kulit wajah, serta bintik-bintik
merah yang entah darimana datangnya. Tapi, penyakit yang paling membuat saya depresi dan terpuruk adalah "Bell's Pansy". Saya akan menceritakannya di lain waktu. hehe
Apapun yang sekarang menimpa
saya, tetap saya syukuri. Saya merasa bahwa Allah masih peduli kepada saya.
Saya jadikan ini sebagai peringatan dan ujian dari Allah agar saya lebih
bersabar dan lebih mesra kepadaNya. Bisa saja, tanpa saya sadari bahwa selama
ini saya mulai lalai, atau terselip dosa-dosa lain yang bagi saya kecil, namun
besar bagi Allah. Terima kasih atas ujiannya ya Allah. Semoga dibulan yang
penuh ampunan ini, Engkau mengampuni semua dosa-dosa hamba, semoga Engkau
mengabulkan semua do’a hamba, semoga Engkau selalu menguatkan hamba.
#Daiwriting#RWC8
No comments:
Post a Comment