Sunday, June 19, 2016

Ketika aku ikhlas melepas"nya". Maka Allah mengembalikan"nya" kepadaku.



Ketika “kau” menghilang tanpa kabar
Ketika “kau” tak lagi bersama
Ketika “kau” pergi entah kemana
Ketika “kau” pergi begitu saja
Keikhlasan untuk menerimanya telah kucoba
Walau mungkin berat
....
Suatu hari, ketika aku baru pulang dari Pekanbaru, emak memberitahu bahwa “dia” telah pergi. Tidak diketahui penyebab “dia” pergi. Sejujurnya aku sedih ketika mendengarnya. Mau bagaimana lagi, “dia” telah ternanam khusus dihati ini. 

Tahukah kalian bahwa aku sangat “menyayanginya”. Mungkin terkesan alay. Adik-adik dan emak mengatakan bahwa "dia" tak boleh difoto, sebab "dia" akan mati kalau difoto. Mereka juga menyatakan bahwa kita tak boleh berlebihan dalam menyukai sesuatu. Sebab, "sesuatu" yang disayangi terlalu berlebihan, pada akhirnya akan meninggalkan kita. Seyogyanya, kami telah sering merasakan "kehilangan” yang demikian. Namun, aku tak peduli dan tak menghiraukannya. Aku mencoba acuh. 

Namun, apa hendak dikata, rupanya pada akhirnya “dia” juga pergi. Sebenarnya, dari jauh-jauh hari aku telah mencoba menyiapkan hati ketika hal ini terjadi. Tapi, tetap ada penyesalan ketika aku tidak mengindakan kata-kata emak dan adikku. Aku menyesal dan sedih karena rasa sayang yang berlebihan ini malah menyebabkan “dia” harus pergi. Aku menyesal telah memfoto"nya". Hari demi hari, aku lalui tanpa “dirinya” yang selalu menghampiri ketika lapar dan bermanja-manja ketika “dia” sedang santai. Aku menyukai semuanya. Akhirnya, aku mengikhlaskan “dirinya” pergi. Mungkin Allah punya rencana lain atau memberikan “penggantinya” untuk kami. 

Allah selalu memberikan hal tak terduga dalam kehidupan ketika kita ikhlas menerima semua hal yang terjadi. Subuh ba’da sahur, tiba-tiba saja emak masuk ke kamar dan mengatakan bahwa “dia” kembali pulang. Alangkah senangnya hati ini. aku elus dan peluk “dia” erat-erat. Aku bersyukur Allah mengembalikan dan masih mempertemukan kami dengan caraNya. Kami sekeluarga tidak tahu kenapa “dia” menghilang, kemana “dia” selama ini. Maklum saja, “dia” hanyalah seekor kucing yang tak mampu berbicara. Walau demikian, aku tetap bersyukur kalau “dia” masih mengingat jalan pulang ke rumah. Welcome home my cat ^_^
...
Nah, jika cerita ini diumpamakan ke manusia, mungkin saja ceritanya tak jauh berbeda. Kita harus belajar untuk ikhlas, dikala seseorang yang dekat kita dengan mulai menjauh. Mungkin saja, dia menjauh bukan untuk pergi meninggalkan kita, namun sedang mempersiapkan diri untuk datang kembali dengan cara yang berbeda. Kita harus ikhlas, dikala seseorang yang dekat dengan kita mulai berubah dan cuek. Mungkin saja, dia bersikap demikian untuk menghindari dosa dan lebih membatasi diri untuk berada dekat dengan kita. Tapi, dibalik semua itu, percayalah bahwa dia sedang berusaha untuk memantaskan diri agar bisa datang kembali kelak. Ikhlas dan berharaplah hanya kepadaNya, maka Dia akan memberika yang terbaik.

Ketika ada seseorang yang pergi, maka ikhlaskanlah. Sesungguhnya “yang dikehendaki” Allah takkan pernah salah jalan untuk kembali kepadamu.”

#Daiwriting#RWC13 

Ini adikku yang bawel ngingatin agar kucing yang kusayang tidak difoto heheh. Nah, itu kucing yang kembali pulang ke rumah. Yeees Makin gagah dan bujang kucing awak ^o^

No comments:

Post a Comment