Kisah mengenai emak masih
berlanjut hingga sekarang. Kasih sayang dan perhatiannya kepada kami bertiga
tidak pernah berat sebelah atau dibeda-bedakan. Tidak ada kata prioritas untuk
yang lebih tua dalam kamus emak. Walau kami berdua (saya dan adik yang juga
sudah kuliah) sudah menginjak usia 20-an, beliau tidak pernah sekalipun
memberikan porsi kasih sayang yang berbeda dengan si bungsu yang masih SD.
Dulu, saat masih SMA, emak
seringkali membelikan baju, tas, seaptu dan apapun ketika kami pulang dari asrama.
Katanya sih untuk dipakai di asrama agar tidak baju itu terus yang digunakan.
Begitu juga dengan sesaat sebelum kembali keasrama, emak sudah sibuk menyiapkan
segala macam bekal makanan untuk kami. Pernah, isi satu koper hanya makanan
saja. Kata teman-teman saya seperti orang yang mau jualan karena memang isinya
jajanan semua. Heheh Oh ya, kebetulan saya dan adik saya bersekolah di asrama.
Bedanya, saya sekolah berasrama di salah satu SMA favorit di kabupaten,
sementara adik saya sekolah berasrama di salah satu SMA favorit di kota.
Jadi, saat itu kebetulan saya
lulus kedua sama favorit tersebut. Namun, karena emak belum sanggup berpisah
dengan anaknya, maka beliau menyarankan untuk memilih sekolah dikabupaten saja.
Saat itu, saya sangat bersyukur menuruti kemauan emak dan aba. Sementara itu,
adik saya tidak lulus di SMA favorit kabupaten melainkan diterima di kota, maka
emak harus menerima dengan ikhlas.
Awal kami pisah karena harus stay
at dormitory membuat tidur emak tidak tenang. Selam seminggu penuh beliau
tidak bisa berhenti memikirkan keadaan kami. Apalagi keadaan anaknya yang
bersekolah jauh di kota sana, hal ini benar-benar membuat emak khawatir dengan
kondisi. Perlu dipahami, kami berdua sedari kecil sangat dimanjakan datuk dan
nenek dengan makanana alias suka makan. Makanya emak khawatir kalau kami tidak
puas dengan layanan selama di asrama. Tapi, alhamdulillah setelah menerima
telfon dan kabar dari kami, emak kembali tenang bahwa kami baik-baik saja
selama di asrama.
Seperti yang saya bilang, emak
paling tau kalau anak-anaknya suka makan, maka sekembali dari asrama,
seringkali emak menanyai kami mau makan apa. InsyaAllah pasti beliau belikan
atau buatkan saat kami sudah menjajaki kaki di rumah. Hal ini berlanjut hingga
kuliah. Sewaktu saya akan pulang kampung, emak akan menelepon dan menanyakan
mau makan apa setiba di rumah. Tentu saja akan beliau siapkan makanan favorit
kami berdua. Bahkan, ketika kembali ke perantauan pun beliau akan siapkan bekal
yang akan disiapkan selepas shalat subuh. Jadi terharu mengingat semua hal
tersebut.
“Kasih sayang emak memang
sangat nyata. Beliau selalu membuat kami bahagia. Maka, masih tegakah kita
membuatnya bersedih atau malah menyakiti hatinya? Renungilah, Allah dan rasul
saja begitu memuliakan seorang ibu hingga berkata bahwa surga ada ditelapak
kakinya. Oleh karena itu, sayangilah beliau di sisa waktu ini.”
#30DaysWritingChalleng
#30DWC
#Day15
#30DaysWritingChalleng
#30DWC
#Day15
No comments:
Post a Comment