Thursday, July 20, 2017

Cerita Tentang Emak : Kasih Sayang Emak



Kisah mengenai emak masih berlanjut hingga sekarang. Kasih sayang dan perhatiannya kepada kami bertiga tidak pernah berat sebelah atau dibeda-bedakan. Tidak ada kata prioritas untuk yang lebih tua dalam kamus emak. Walau kami berdua (saya dan adik yang juga sudah kuliah) sudah menginjak usia 20-an, beliau tidak pernah sekalipun memberikan porsi kasih sayang yang berbeda dengan si bungsu yang masih SD.

Dulu, saat masih SMA, emak seringkali membelikan baju, tas, seaptu dan apapun ketika kami pulang dari asrama. Katanya sih untuk dipakai di asrama agar tidak baju itu terus yang digunakan. Begitu juga dengan sesaat sebelum kembali keasrama, emak sudah sibuk menyiapkan segala macam bekal makanan untuk kami. Pernah, isi satu koper hanya makanan saja. Kata teman-teman saya seperti orang yang mau jualan karena memang isinya jajanan semua. Heheh Oh ya, kebetulan saya dan adik saya bersekolah di asrama. Bedanya, saya sekolah berasrama di salah satu SMA favorit di kabupaten, sementara adik saya sekolah berasrama di salah satu SMA favorit di kota. 

Jadi, saat itu kebetulan saya lulus kedua sama favorit tersebut. Namun, karena emak belum sanggup berpisah dengan anaknya, maka beliau menyarankan untuk memilih sekolah dikabupaten saja. Saat itu, saya sangat bersyukur menuruti kemauan emak dan aba. Sementara itu, adik saya tidak lulus di SMA favorit kabupaten melainkan diterima di kota, maka emak harus menerima dengan ikhlas. 

Awal kami pisah karena harus stay at dormitory membuat tidur emak tidak tenang. Selam seminggu penuh beliau tidak bisa berhenti memikirkan keadaan kami. Apalagi keadaan anaknya yang bersekolah jauh di kota sana, hal ini benar-benar membuat emak khawatir dengan kondisi. Perlu dipahami, kami berdua sedari kecil sangat dimanjakan datuk dan nenek dengan makanana alias suka makan. Makanya emak khawatir kalau kami tidak puas dengan layanan selama di asrama. Tapi, alhamdulillah setelah menerima telfon dan kabar dari kami, emak kembali tenang bahwa kami baik-baik saja selama di asrama. 

Seperti yang saya bilang, emak paling tau kalau anak-anaknya suka makan, maka sekembali dari asrama, seringkali emak menanyai kami mau makan apa. InsyaAllah pasti beliau belikan atau buatkan saat kami sudah menjajaki kaki di rumah. Hal ini berlanjut hingga kuliah. Sewaktu saya akan pulang kampung, emak akan menelepon dan menanyakan mau makan apa setiba di rumah. Tentu saja akan beliau siapkan makanan favorit kami berdua. Bahkan, ketika kembali ke perantauan pun beliau akan siapkan bekal yang akan disiapkan selepas shalat subuh. Jadi terharu mengingat semua hal tersebut. 

Kasih sayang emak memang sangat nyata. Beliau selalu membuat kami bahagia. Maka, masih tegakah kita membuatnya bersedih atau malah menyakiti hatinya? Renungilah, Allah dan rasul saja begitu memuliakan seorang ibu hingga berkata bahwa surga ada ditelapak kakinya. Oleh karena itu, sayangilah beliau di sisa waktu ini.”

#30DaysWritingChalleng
#30DWC
#Day15

No comments:

Post a Comment