Seringkali kita menyaksikan
orang-orang yang memanfaatkan berbagai sosial media yang menjadikannya wadah untuk
mengungkapkan gejolak dihati alias curhat dalam bentuk tulisan atau puisi.
Terkadang, tulisan tersebut memang dialami penulis sendiri. Namun, inspirasi
itu juga datang dari berbagai fenomena disekitar, saat membaca buku atau novel,
atau pun hanya sekedar khayalan belaka.
Nah, tulisan yang dipublikasi
dalam bentuk curhatan si penulis atau istilahnya menjadikan sosial media
sebagai e-diary sehingga dunia tahu apa yang dialaminya. Hihi Tapi tidak
semua orang demikian kok. Biasanya, hanya anak-anak abg yang baru mengenal
sosial media saja yang terkadang agak berlebihan dalam mencurahkan yang mereka
rasakan. Apalagi jika sedang mengalami kesedihan karena ditinggal si dia,
aduhai puitisnya mendapat rating lima. Hihi Eh, tidak dapat dipungkiri jika kita juga pernah melakukannya. Hayoo Hihi
Terkadang, ada juga yang menulis
seakan-akan mereka mengharapkan “seseorang” membaca dan mengerti maksud dari
tulisannya. Istilahnya kode kepada dia agar paham apa yang dirasakannya. Eits tapi
bukan termasuk kategori alay karena mereka menceritakannya secara piawai
seakan-akan hanya sharing akan suatu peristiwa walau pada akhirnya
bermaksud mengode si dia.
Terkadang, ada juga yang
terinspirasi dari sebuah novel dan menuangkan mengenai isi novel tersebut dalam
bentuk tulisan. Mungkin, mereka merasakan apa yang dialami tokoh-tokoh dari
novel tersebut atau malah membayangkan jika mereka berada di posisi salah satu
tokoh. Walau terkadang yang membacanya merasa si penulis hanya curhat. Padahal,
bisa saja dia memberikan pandangan yang berbeda atas isi novel tersebut.
Eh, apakah saya pernah menjadi
inspirasimu? Hihihi
#30DaysWritingChallenge
#30DWC
#Day12
No comments:
Post a Comment