Sunday, July 23, 2017

Ketika Terlalu Berharap


Ketika pikiran ini melayang pada masa yang pernah kulalui hingga membawa saya pada sebuah kisah.

Perhatian dan kebersamaan adalah awal kisah cinta.

Saya setuju dengan kalimat ini. Sekiranya, sejauh ini hal tersebut berbanding lurus dengan kenyataan. Bagaimana  bisa saya yakin? Saya pernah mengalaminya. Ironis bukan? Begitu perhatian berlalu, perasaan tersebut malah makin menggebu-gebu. Bukannya hilang, malah makin mengambang dipermukaan. Sungguh berat menjalani dengan perasaan seperti ini. Kesedihan kerapkali melanda ketika semua sudah tak sama. Sungguh sangat menyedihkan. Aduh, maaf pernah galau.

Seyogyanya, tiada pihak yang harus disalahkan. intropeksi diri. Nah itulah yang harus dilakukan. Istilah sekarang, terlalu baper. Yup. Sungguh sentitif perasaan wanita. Hanya karena hal kecil yang tidak berarti olehnya, malah menjadi hal besar yang sungguh bermakna dihati.

Pertanyaan selanjutnya. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Sederhana. Jangan pernah bohongi hatimu. Saya percaya, pada saat kondisi tersebut, kita terlalu berharap pada makhluk Allah. Bahkan mungkin melebihi harapan kepada Rabb nya. Astaqfirullahal'azim. Sayapun pernah mengalami yang demikian. Sedih pasti dirasakan. Istilah sekarang galau. Namun Allah masih sayang, sehingga menegur dengan caraNya. Tahukah kau? Sesungguhnya Allah selalu memperhatikan dan menasehati kita dengan caraNya. Namun, terkadang kita yang belum peka akan kodeNya. Bukankah disaat semua meninggalkan kita, Allah selalu bersedia untuk menemani? Jadi kenapa tak berharap saja HANYA kepadaNya? Percayalah, Allahlah yang akan selalu mendamaikan hati ini. Pesan dari diriku dimasa lalu untuk diriku dimasa sekarang agar lebih baik dimasa depan.

Berharap kepada makhluk Allah hanya akan menimbulkan luka, namun jika hanya menumpahkan harap kepadaNya maka engkau akan meraih hal terduga yang telah disiapkanNya. Percayalah.

#30DyasWritingChallenge
#30DWC
#Day19

No comments:

Post a Comment