Ketika pikiran ini melayang pada
masa yang pernah kulalui hingga membawa saya pada sebuah kisah.
Perhatian dan kebersamaan adalah
awal kisah cinta.
Saya setuju dengan kalimat ini.
Sekiranya, sejauh ini hal tersebut berbanding lurus dengan kenyataan.
Bagaimana bisa saya yakin? Saya pernah mengalaminya. Ironis bukan? Begitu
perhatian berlalu, perasaan tersebut malah makin menggebu-gebu. Bukannya
hilang, malah makin mengambang dipermukaan. Sungguh berat menjalani dengan
perasaan seperti ini. Kesedihan kerapkali melanda ketika semua sudah tak sama.
Sungguh sangat menyedihkan. Aduh, maaf pernah galau.
Seyogyanya, tiada pihak yang harus
disalahkan. intropeksi diri. Nah itulah yang harus dilakukan. Istilah sekarang,
terlalu baper. Yup. Sungguh sentitif perasaan wanita. Hanya karena hal kecil
yang tidak berarti olehnya, malah menjadi hal besar yang sungguh bermakna
dihati.
Pertanyaan selanjutnya. Kenapa hal
tersebut bisa terjadi? Sederhana. Jangan pernah bohongi hatimu. Saya percaya,
pada saat kondisi tersebut, kita terlalu berharap pada makhluk Allah. Bahkan
mungkin melebihi harapan kepada Rabb nya. Astaqfirullahal'azim. Sayapun pernah
mengalami yang demikian. Sedih pasti dirasakan. Istilah sekarang galau. Namun
Allah masih sayang, sehingga menegur dengan caraNya. Tahukah kau? Sesungguhnya
Allah selalu memperhatikan dan menasehati kita dengan caraNya. Namun, terkadang
kita yang belum peka akan kodeNya. Bukankah disaat semua meninggalkan kita,
Allah selalu bersedia untuk menemani? Jadi kenapa tak berharap saja HANYA
kepadaNya? Percayalah, Allahlah yang akan selalu mendamaikan hati ini. Pesan
dari diriku dimasa lalu untuk diriku dimasa sekarang agar lebih baik dimasa
depan.
“Berharap kepada makhluk Allah hanya
akan menimbulkan luka, namun jika hanya menumpahkan harap kepadaNya maka engkau
akan meraih hal terduga yang telah disiapkanNya. Percayalah.”
#30DyasWritingChallenge
#30DWC
#Day19
No comments:
Post a Comment