Friday, July 21, 2017

Sesibuk Itukah?



Waktu terus bergulir. Sudahkah kita memaksimalkan menggunakannya? Sudahkah kita alokasikan untuk hal-hal yang sekiranya Dia ridhoi untuk dijadikan bekal kelak diakhirat? Sudahkah mengukir kisah indah yang mampu diceritakan untuk generasi selanjutnya di masa depan? Sudahkah menjadikan waktu sebagai hal yang berharga? Sudahkan kita melakukan semuanya?  

Hei, apakah kau telah memasukkan waktu untuk orang tuamu menjadi bagian dari waktu yang kau gunakan? Seberapa banyak waktu untuk mereka? Apakah sebanding dengan hal-hal lain jika tidak terlalu bernilai? Apakah yakin kau telah mengalokasikan waktu yang tepat untuk mereka? Bukankah saya sudah pernah bercerita bahwa dulu pernah kehilangan waktu yang berharga bersama si kecil. Waktu yang seharusnya diisi dengan kebahagiaan dan kemanjaannya, namun semua sudah berlalu. Tidak perlu disesali karena masih ada waktu lain yang bisa menciptakan kebahagiaan lain. Salah satunya waktu dengan mereka. Iya, waktu untuk orang tua. 

Saudariku, waktu terus berlalu begitu juga dengan orang tua kita. Waktu mereka terus bergulir. Tapi, apakah kita sudah mengisinya dengan kebersamaan dan kebahagiaan? 

Saudariku, orang tua tidak meminta waktu berjam-jam agar kita berkenan untuk menemani mereka sekedar mendengar ceritanya. Orang tua terkadang tidak membutuhkan respon dari anak-anaknya. Mereka hanya butuh teman cerita dan pendengar yang baik. Mereka senang berbagi cerita apalagi dikala anak-anaknya pulang dari perantauan. Mereka sangat mengharapkan kedatangan kita karena bisa mengisi waktu yang telah hilang. Waktu untuk sekedar menonton bersama, masak bersama, makan bersama, bercanda bersama, atau sekedar berbagi cerita. Mereka sangat menantikan hal tersebut. Maka, apakah kita masih sok menyibukkan diri dikala pulang kampung? Mungkin, hal ini terkesan hanya untuk anak-anak yang hidup di perantauan. Akan tetapi, sama sekali tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang menetap bersama orang tua. 

Saudariku, jangan sampai waktu kita habis hanya untuk bermain handphone tapi malah mengabaikan aba emak yang sedang bercerita. 

Saudariku, jangan sampai kita sibuk bermain kesana kemari, tapi mengabaikan orang tua yang mengharapkan kebersamaan dengan kita.

Saudariku, jangan sampai kita lebih memilih makan di luar padahal di rumah emak telah memasakkan makanan dengan penuh cinta untuk kita.

Saudariku, jangan sampai kita lalai menghubungi mereka dikala berada di perantauan sementara frekuensi menghubungi dia hampir setiap hari. 

Saudariku, sesungguhnya masih begitu banyak kelalaian yang kita lakukan hanya karena kita sok sibuk apalagi jika sudah di perantauan. Walau mungkin tidak semuanya bersikap demikian. Percayalah, tidak pernah satu detik pun orang tua tidak memikirkan anak-anaknya. Apalagi jika berada jauh dari mereka. Apakah kita mampu bersikap demikian? Pernahkah tiba-tiba mengingat mereka dikala melihat makanan favoritnya atau pun hal lainnya? Mereka selalu demikian. Mereka terkadang ingin menceritakannya kepada kita ketika berjauhan, namun seringkali merasa segan atau pun takut mengganggu aktivitas kita. Jadi, akankah kita mengecewakan mereka? Akankah kita sok sibuk hingga hanya menghubungi dikala butuh saja? Semoga kita tidak demikian. Aamiin

#30DaysWritingChallenge
#30DWC
#Day16

No comments:

Post a Comment