Waktu terus bergulir. Sudahkah
kita memaksimalkan menggunakannya? Sudahkah kita alokasikan untuk hal-hal yang
sekiranya Dia ridhoi untuk dijadikan bekal kelak diakhirat? Sudahkah mengukir
kisah indah yang mampu diceritakan untuk generasi selanjutnya di masa depan?
Sudahkah menjadikan waktu sebagai hal yang berharga? Sudahkan kita melakukan
semuanya?
Hei, apakah kau telah memasukkan
waktu untuk orang tuamu menjadi bagian dari waktu yang kau gunakan? Seberapa
banyak waktu untuk mereka? Apakah sebanding dengan hal-hal lain jika tidak
terlalu bernilai? Apakah yakin kau telah mengalokasikan waktu yang tepat untuk
mereka? Bukankah saya sudah pernah bercerita bahwa dulu pernah kehilangan waktu
yang berharga bersama si kecil. Waktu yang seharusnya diisi dengan kebahagiaan
dan kemanjaannya, namun semua sudah berlalu. Tidak perlu disesali karena masih
ada waktu lain yang bisa menciptakan kebahagiaan lain. Salah satunya waktu
dengan mereka. Iya, waktu untuk orang tua.
Saudariku, waktu terus berlalu
begitu juga dengan orang tua kita. Waktu mereka terus bergulir. Tapi, apakah
kita sudah mengisinya dengan kebersamaan dan kebahagiaan?
Saudariku, orang tua tidak
meminta waktu berjam-jam agar kita berkenan untuk menemani mereka sekedar
mendengar ceritanya. Orang tua terkadang tidak membutuhkan respon dari
anak-anaknya. Mereka hanya butuh teman cerita dan pendengar yang baik. Mereka
senang berbagi cerita apalagi dikala anak-anaknya pulang dari perantauan. Mereka
sangat mengharapkan kedatangan kita karena bisa mengisi waktu yang telah
hilang. Waktu untuk sekedar menonton bersama, masak bersama, makan bersama, bercanda
bersama, atau sekedar berbagi cerita. Mereka sangat menantikan hal tersebut.
Maka, apakah kita masih sok menyibukkan diri dikala pulang kampung? Mungkin,
hal ini terkesan hanya untuk anak-anak yang hidup di perantauan. Akan tetapi,
sama sekali tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang menetap bersama orang
tua.
Saudariku, jangan sampai waktu
kita habis hanya untuk bermain handphone tapi malah mengabaikan aba emak
yang sedang bercerita.
Saudariku, jangan sampai kita
sibuk bermain kesana kemari, tapi mengabaikan orang tua yang mengharapkan
kebersamaan dengan kita.
Saudariku, jangan sampai kita
lebih memilih makan di luar padahal di rumah emak telah memasakkan makanan
dengan penuh cinta untuk kita.
Saudariku, jangan sampai kita lalai
menghubungi mereka dikala berada di perantauan sementara frekuensi menghubungi
dia hampir setiap hari.
Saudariku, sesungguhnya masih
begitu banyak kelalaian yang kita lakukan hanya karena kita sok sibuk apalagi
jika sudah di perantauan. Walau mungkin tidak semuanya bersikap demikian.
Percayalah, tidak pernah satu detik pun orang tua tidak memikirkan
anak-anaknya. Apalagi jika berada jauh dari mereka. Apakah kita mampu bersikap
demikian? Pernahkah tiba-tiba mengingat mereka dikala melihat makanan favoritnya
atau pun hal lainnya? Mereka selalu demikian. Mereka terkadang ingin menceritakannya
kepada kita ketika berjauhan, namun seringkali merasa segan atau pun takut
mengganggu aktivitas kita. Jadi, akankah kita mengecewakan mereka? Akankah kita
sok sibuk hingga hanya menghubungi dikala butuh saja? Semoga kita tidak demikian.
Aamiin
#30DaysWritingChallenge
#30DWC
#Day16
No comments:
Post a Comment