kita tahu waktu terus berlalu dan
takkan pernah menunggu kita. Waktu yang kita miliki sama-sama 24 jam sehari.
Namun, tidak semua orang mampu memanfaatkannya secara maksimal. Walau masih
banyak orang di luar sana yang hanya membutuhkan 3-5 jam untuk istirahat demi
memaksimalkan penggunaan waktunya. Percaya? Harus percaya dong. Kamu termasuk
yang mana? Hihi
Pernahkan merenungi berbagai hal
yang telah kita lewati karena kelalaian yang diperbuat? Saya pernah. Menyesal
itu pasti. Apalagi jika masa-masa itu takkan pernah kembali dan tidak dapat
dilakukan lagi. Tapi itu sama sekali tidak bermakna dan tiada berguna. Hal yang
mampu yang saya lakukan hanya menjalani waktu sekarang agar tidak menimbulkan
penyesalan di masa depan. Saya memiliki satu kisah di antara banyaknya kisah
penyesalan yang diperbuat di masa lalu.
...
Saya memiliki seorang adik yang
usianya terpaut 13 tahun. Ketika memasuki SMA, kebetulan saya bersekolah di
asrama sehingga hanya pulang sekali dalam dua minggu. Saat itu, usia adik saya baru
menginjak dua tahun. Tentunya, masa itu merupakan masa imut-imut dan lucu-lucunya.
Tapi, saya tak bisa merasakannya karena terpisah jarak dan waktu.
Sifat dia yang palling bikin
gemes adalah kemanjaannya. Kemana-mana selalu mengikuti kami. Dia selalu
bermain di kamar ketika saya pulang dari asrama. Apa yang kami lakukan selalu
ingin mencoba nya juga. Sok ikutan nonton, main games dan lain-lain.
Tapi, saya kurang terbiasa menemani anak kecil bermain bersama. Padahal dia adik
saya sendiri, namun rasanya masih gagap untuk menghadapinya. Dia sering
mengajak saya bercerita, tetapi sering saya abaikan. Akibatnya, saya hanya cuek
ketika dia mencoba untuk mengajak bermain bersama. Untung saja, adik yang
usianya hanya terpaut 2 tahun, mau menemani dan bermain bersamanya.
...
Beberapa tahun berlalu, ketika
iseng melihat foto-foto lawas, saya termenung menyaksikan foto-foto semasa
kecilnya yang memang lucu. Namun, tidak ada satu pun ingatan kebersamaan
dengannya. Benar. Saya tidak mempunyai kenangan indah mengenai kebersamaan
kami. Satu memori pun tidak saya miliki. Hanya memori mengenai sifat buruk yang
telah dilakukan kepadanya saja yang masih berbekas. Seperti meninggalkannya
ketika masih mandi padalah dia ingin pergi, menakut-nakutinya ketika malas membawanya
kembali karena baru belajar berjalan sehingga dia berbalik arah dan berlari
menghampiri saya, atau menutup pintu kamar karena malas dia mengikuti saya dan
akhirnya tangannya terjepit. Dulu, mungkin saya paling malas menjaganya. Astaqfirullahal’azim. T-T
Betapa kejamnya saya dulu kepadanya. Betapa tidak berhati manusianya saya dulu.
Masa-masa yang seharusnya
menyenangkan itu tidak akan pernah kembali. Saya tidak akan pernah lagi bisa
menggendongnya yang sedang manja, atau mengajaknya bermain di sore hari atau
pun kisah-kisah menyenangkan lainnya. Hati saya menangis ketika mengingat
kejadian yang dulu diperbuat. Semua tiada berguna lagi karena sekarang dia
sudah besar. Dia tidak akan merengek lagi ketika menginginkan sesuatu. Dia tidak
akan mau lagi pergi main bersama karena malu. Dia tidak akan bermanja lagi
kepada saya.
Iya. Begitu banyak waktu yang
hilang antara saya dengannya. Sekian tahun berlalu begitu saja tanpa ada
kenangan di dalamnya. ”Andai” bukanlah kata pantas yang diucapkan karena memang
dia takkan kembali lagi. Maka, yang bisa dilakukan hanya menghargai sisa waktu
dengannya untuk mengukir kisah lain agar bisa dikenang di masa depan.
“Saudariku, hargailah waktu
yang dimiliki untuk berbagi kenangan dengan keluarga terdekatmu. Jangan
sampai, ada waktu yang hilang begitu
saja tanpa ada kisah berharga di dalamnya. Jika kau pulang dari perantauan, perbanyaklah untuk selalu kumpul bersama dengan mereka. Jangan hanya sibuk dengan gadgetmu kalau mereka kita berbagi cerita dengan kita. Percayalah, begitu banyak hal yang ingin diceritakan karena selama kita diperantauan mereka takut mengganggu aktivitas kita. Penyesalan itu berat. Sangat berat.
Sesuatu yang ditarik ulur takkan pernah terjadi jika berkaitan dengan waktu.
Oleh karena itu, jangan sia-siakan waktu kebersamaan dengan orang-orang terdekatmu.”
#30daysWritingChallenge
#30DWC
#Day13
No comments:
Post a Comment